[caption id="attachment_282315" align="aligncenter" width="480" caption="Iklan UKM Revitalisasi Pasar yang Salah Kaprah. Pencitraan? Foto by Ilyani"][/caption] Perasaaan sudah beberapa bulan ini aku melihat iklan Kementrian UKM dengan Menterinya, Syarief Hasan yang dari Partai Demokrat itu, jor-joran di TV. Iklan yang menunjukkan 'seolah' keberhasilan UKM di Indonesia itu seperti minum obat, dalam satu slot berita TV saja bisa sampe 3-5 kali nongol. Selain itu, beberapa iklan yang menampilkan Jero Watjik untuk energi alternatif juga nongol di TV. Kemudian, iklan kementrian Perdagangan juga muncul, dengan Gita sebagai bintangnya. Begitu juga dengan SBY, ada program khusus yang menayangkan keberhasilan program pemerintah, dengan judul Berita 7, yang lagi-lagi di kritik berat. Karena angka 7 itu adalah no. angka Demokrat untuk Pemilu. Ya ampun, ini menteri dari PD kok ya berlomba-lomba nongol di TV, apa karena mau konvensi Partai Demokrat? Dan sekalian mau pemilu (baik untuk PD nya maupun sebagai caleg)? Curiganya, iklan seperti itu hanya pencitraan saja. La wong tidak ada substansi informasi yang diberikan dalam iklan tersebut. Misalnya soal revitalisasi pasar di iklan kementrian UKM. Jelas iklan yang disuguhkan hanya berupa seorang anak yang senang ke pasar karena pasar tradisionalnya telah menjadi apik. Tetapi kenyataanya, program tersebut kan ranahnya Kementrian Perdagangan dan Pemda setempat untuk Pembenahan atau Revitalisasi Pasar. Seperti di Jakarta, revitalisasi pasar akan dikerjakan secara serius oleh Pemprov DKI, yang memang memiliki komitmen kuat melakukan kebijakan pro-wong cilik. Diberkahilah DKI Jakarta, karena mempunyai pemimpin, Jokowi - Ahok, yang lebih suka kerja smart dan kerja keras, benar-benar untuk rakyat daripada para pejabat yang ngiklan di TV, tetapi kerja nyata untuk rakyat gak ada. Dan yang paling ngenes dari iklan tersebut, tentu saja karena dibiayai oleh APBN negara Republik Indonesia. Dari pajak rakyat! Berapa Milyar Rupiah uang negara tersebut yang telah dipakai untuk iklan tersebut? Hal itu dengan tanpa malu-malu diakui oleh Syarief Hasan. Yang menyatakan bahwa hal tersebut sudah merupakan program di kementriannya. Jadi jelas dari anggaran negara! Fungsi Iklan Layanan Masyarakat Jadi, iklan layanan masyarakat memang telah salah kaprah ditafsirkan oleh para pejabat ini untuk pencitraan diri. Tanpa substansi informasi yang seharusnya diketahui oleh masyarakat. Sebenarnya iklan layanan masyarakat sih boleh saja. Asal ada unsur informasi, ajakan atau kampanye yang bermanfaat bagi masyarakatnya. Misalnya sosialisasi peraturan terkait kebijakan publik, informasi pengendalian banjir, penanganan sampah, penanganan penyakit menular, seperti flu burung, chikunya, demam berdarah. Akses pengaduan satu pintu bagi kecelakaan, keamanan, dan seterusnya. Itupun kalau pejabatnya yang nongol bisa bikin enek, hehe. Ya Sudah, gitu aja. Salam Kompasiana!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H