Inikah jejak yang ditinggalkan SBY untuk Indonesia? Sistem pendidikan yang amburadul, sistem kesehatan yang tidak fokus pada aspek fisik dan kecerdasan anak Indonesia?
Bagaimana tidak, dari hasil survei yang dikeluarkan oleh OECD atau Organization Economic Cooperation and Development melalui Programme for International Student Assessment (PISA), anak-anak Indonesia meraih skor terendah dari 65 negara untuk matematika. Hanya 1% yang memiliki kemampuan matematik cukup baik. Sementara kemampuan sainsnya juga termasuk terendah di dunia. Duh, sedihnya, aku sendiri suka matematika, dan pas SD juara 1 Matematika se-propinsi, terus nasionalnya juara 4.
Survei PISA tersebut melibatkan 510 ribu responden pelajar dari 65 negara, dilakukan tahun 2012, diumumkan akhir 2013. Â Anak-anak yang ditest berusia 15-16 tahun. Karena test dilakukan pada tahun 2012, maka anak-anak ini lahir pada tahun 1996-1997.
Jadi ketika SBY mulai jadi Presiden Indonesia tahun 2004, mereka berusia 7-8 tahun. Yang berarti usia masuk sekolah kelas 1-2 SD! Ya ampun, berarti anak-anak ini murni produk sistem pendidikan yang dibuat oleh SBY dan Kementrian Pendidikan di Indonesia!
Yang lebih bikin miris, seorang warga asing yang tinggal di Indonesia turut prihatin dengan hasil tersebut. Dia menulis bahwa 'Indonesian kids don't know how stupid they are'
Padahal 20% alokasi anggaran telah dialokasikan untuk pendidikan. Bahkan kurikulum pendidikan diperbaiki terus, yang tidak tahu makin bagus atau tidak. Proporsi guru dibandingkan murid di Indonesia pun lebih tinggi dibanding negara-negara lain, termasuk negara kaya! Guru banyak, tetapi murid bodoh?
Dibawah kepemimpinan SBY, Menteri Pendidikan yang pertama adalah Bambang Sudibyo (2004-2009), kemudian di tahun 2009 hingga kini adalah pak Muhammad Nuh. Beberapa kritikan terhadap kurikulum pendidikan adalah hanya untuk mengejar UN. Bahkan secara meluas, guru tidak ditingkatkan kualitasnya.
Nah, yang lebih aneh lagi di kurikulum 2013 yang sempat tak baca adalah, masa pelajaran eksak dikaitkan dengan prilaku, terlalu dipaksa dijadikan satu. Misalnya disiplin, jujur dan bertanggung jawab dikaitkan dengan fungsi kuadrat! Memiliki ketangguhan diri dan konsisten menghadapi masalah kehidupan sebagai fungsi trigonometri! Ya ampun, semakin tidak fokus dalam meningkatkan kemampun eksaknya.
Semoga pemerintahan baru nanti tidak mengulang kesalahan SBY. Cukuplah generasi 'bodoh' ini dihasilkan oleh pemerintahan SBY.
Ya sudah gitu aja. Salam Kompasiana!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H