Wah, pas beberapa minggu lalu liat liat pameran franchise (waralaba) di jakarta, ada yang menarik disini. Ternyata kebanyakan didominasi oleh brand brand lokal. Mulai dari usaha bengkel, minimarket, restoran, pendidikan, laundry, travel dan seterusnya.
Definisi franchise (waralaba) sendiri adalah suatu strategi pemasaran untuk mengembangkan jaringan usaha, dengan perikatan antara pemberi waralaba dengan penerima waralaba dimana penerima waralaba diberikan hak untuk menjalankan usaha dengan memanfaatkan dan atau menggunakan hak kekayaan intelektual atau temuan atau ciri khas usaha pemberi waralaba berdasarakn persyaratan yang diberikan pemberi Waralaba (definisi dari Peraturan Menteri no.12/2006 tentang Waralaba)
Dan banyak diantara usaha ini bukan dimulai dari modal besar. Tetapi kebanyakan dari usaha kecil, dengan ide bisnis yang cemerlang, lain dari yang lain, dan kemudian mempunyai sistem yang sangat baik, mulai dari keuangan, sumber daya manusia dan pengelolaan administrasi yang rapi. Sudah punya standar produk, standar pelayanan, atau standar pengelolaan lainnya.
Ketika sudah terbukti usaha berhasil, tetapi tak punya modal banyak untuk ekspansi, ya salah satu pilihan yang paling menarik adalah dengan menawarkan sistem franchise atau wara laba ini kepada partner yang berminat.
Dengan penawaran franchise, bisa didapat keuntungan awal berupa fee dari partner tersebut. Selain itu, omzet produk bisa cepat meroket, karena biasanya produk juga berasal dari franchisornya (bahan baku, dstnya). Dan yang paling penting, brand produk bisa semakin berkibar. Selain itu, dengan keuntungan tertentu, royalti dari keuntungan juga tetap bisa masuk kepada pihak franchisornya.
Sementara bagi pihak yang berminat untuk melakukan franchise, keuntungan yang didapat adalah bisa melakukan bisnis dengan cepat tanpa perlu repot memikirkan standar produk dan sistemnya. Semua sudah ada SOP nya. Pelatihan karyawan dilakukan oleh pihak franchisor, biasanya juga berikut sofware untuk sistem pengendalian administrasinya.
Kemudian, fee untuk franchise produk lokal ini tentu sangat berbeda dengan produk luar yang ampun ampunan mahalnya. Dari yang kami lihat di pameran ini, fee berkisar Rp 5 juta hingga 75 juta rupiah (tapi gak liat semuanya loh).
Paling yang perlu disiapkan adalah lokasi yang benar benar strategis. Dan modal yang paling gede, tentu untuk penyewaan lokasi tersebut. Untuk inipun pihak bank bank tertentu sudah siap juga dengan kredit usaha rakyat (KUR) yang bisa dipake untuk modal awal.
Tetapi perlu hati hati juga kalo franchise terhadap produk yang ternyata belum punya nama, atau ternyata sistemnya jelek. . Jadi emang penting sekali untuk meninjau outlet atau kantor tempat usaha dimana kita berminat untuk melakukan franchise. Jadi usaha tersebut benar benar riil dan emang terbukti telah berhasil.
Tentu saja, melihat brand brand lokal yang semakin ekspansif ini menjadi harapan baru penyerapan tenaga kerja yang lebih massif. Maklum , data dari Kemendiknas menyebutkan bahwa setiap tahun terdapat sejuta sarjana pengangguran di Indonesia.
Dan para sarjana ini kadang emang selalu terpaku pada keinginan untuk menjadi karyawan atau pns saja. Padahal peluang usaha terbuka diluar sana. Dan pasar yang sangat besar. Rakyat Indonesia yang daya belinya semakin baik dari tahun ke tahun.
Ya sudah, gitu aja. Salam Kompasiana!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H