Mohon tunggu...
Ilyani Sudardjat
Ilyani Sudardjat Mohon Tunggu... Relawan - Biasa saja

"You were born with wings, why prefer to crawl through life?"......- Rumi -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Trend Menangnya Partai Islam di Negara-negara Sekuler

7 Juni 2012   09:59 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:17 1279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

3. Organisasi massa seperti NU dan Muhammadyah, walaupun mengklaim memiliki puluhan juta (bisa jadi 70 - 80% dari penduduk muslim Indonesia) pengikut, tetapi tidak mampu mengembangkan kemampuan organisasi, leadership dan manajerial yang tangguh. Kader kader yang militan nya gak ada. Lebih suka seperti pemadam kebakaran.

Kalau ada isu, baru ditangani. Kalo ada kelompok ecek ecek, preman berjubahlah, baru ribut, hehee. Padahal kalo ada kemampuan kepemimpinan,  lobby dan  negosiasi, dialog, apa sih yang gak bisa diatasin? Massa, organisasi sebesar ini lemah terhadap kelompok kecil tapi vokalnya gak ketulungan itu? Apalagi ada yang punya Banser loh, hahaa.

Kecuali, kalo emang kelompok kecil ini 'katanya' kuat banget, karena 'katanya juga' di back up oleh militer atau mantan militer. Makanya gak pernah diproses hukum. Tanya kenapa? hehee

Dan terakhir, tulisan ini sama sekali tidak bermaksud untuk mengubah ideologi negara Pancasila. Itu dah final, dan mengakomodir rakyat untuk beragama. Cuman, yang suka menggelitik adalah, apakah kalau dari partai yang berbasiskan Islam, dia bisa lebih siddiq (jujur), amanah (dipercayai), fatonah (cerdas) dan tabligh (kemampuan komunikasi, leadership)? Apakah lebih bisa mempunyai self control yang lebih baik berhadapan dengan korupsi?

Dan kalau dia melakukan 3 perkara ini, dia (pelaku politik islam) sadar dan sesadarnya bahwa dia termasuk golongan munafik? Yaitu jika berkata, dia berdusta,  jika berjanji, dia ingkar dan ketika diberi amanah, dia berkhianat?

Apalagi, kalo sampek terjebak untuk memuja diri sendiri. Segalanya tentang keakuannya. Jadinya jaim deh, ribet, maunya tentang 'aku' melulu dan gak fokus kepada rakyat yang harusnya dilayaninya. Yah wassalam deh, alias masukin 'kandang' .

Itu saja kok....:)

Ya Sudah, Salam Kompasiana!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun