Mohon tunggu...
Ilyani Sudardjat
Ilyani Sudardjat Mohon Tunggu... Relawan - Biasa saja

"You were born with wings, why prefer to crawl through life?"......- Rumi -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bagi Orang Indonesia di Mesir, Identitas Kedaerahan itu Penting

15 April 2012   08:49 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:35 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Namanya juga lagi merantau ke negri asing. Yang dilihat tampang tampang asing. Negeri gurun dan gersang. Bangunan kotak kotak meninggi. Di jalanan, orang pake bahasa bahasa asing. Rasanya jadi terasing dah disini.

Makanya, begitu melihat tampang melayu, rasanya seneng sekali. Dari jauh aja dah diteriakin,'hei! kamu Indonesia?'. Kalo iya, wah, kita salaman deh sambil haha hihii.

Tetapi di Mesir ini, bukan hanya seneng karena ketemunya orang Indonesia. Tetapi lebih seneng lagi, ternyata ketemunya dari daerah yang sama. Langsung cas cis cus pake bahasa daerah. Disini, para perantau yang umumnya mahasiswa atau pelajar itu, emang langsung dirangkul sama lembaga kedaerahannya. Disebut juga kekeluargaan daerah.

Dan kekeluargaan (disingkat gama) ini aktif banget. Sering mengadakan pertunjukan seni. Walau yang nonton sesama sendiri. Sayang, padahal aku pernah bilang kenapa orang mesir tetangga mereka gak pada diundang juga. Jawabnya klise, 'dananya seret'..hahaa, khas mahasiswa sekale.

Terus pas event tertentu, suka diadakan juga pertandingan sepakbola antar daerah. Kalo pas sepakbola gini, supporternya gak kalah sama bonek. Fanatisme dukungannya membara. Katanya pernah juga sampe berantem. Tapi cuma sekali kok tawurannya. Nama kejuaraan sepakbola tersebut 'Kambing Cup'. Yang juara dapet kambing beberapa ekor (tergantung dana), nah nanti kambing ini disantap deh bersama anggota daerah yang menang tersebut.

Asyik kan jadi anggota kekeluargaan daerah gitu. Nah, masalahnya ya orang kek aku gini. Bingung identitas kedaerahanku yang mana. Secara aku lahir ampe besar di medan, bapak perantauan Jawa di Medan (tapi dari Solo loh, ngakunya, heheee...kayak Jokowi, ehemm), ibu Minang, merantau ke Bandung, nikah di Jakarta.

So, aku masuk yang mana? Bahasa jawa kagak bisa, bahasa minang dikit banget taunya, bahasa sunda mah saeutik eutik tea. Taunya bahasa medan, tapi kata si Uli itu bukan bahasa daerah. Itu bahasa Medan, kakaakkk, katanya gitu, hihiii

Ketika pas baru dateng kesini (Mei 2011), karena dikenalin langsung dengan temen Al Azhar dari keluarga Jawa Timur, ya aku sksd aja ma mereka, minta diundang kalo ada acara. Malah kadang kami dateng ke sekretariatnya, untuk main pingpong. Tetapi, secara strukturalnya, kayaknya aku gak diakui, hahaaa.  Soalnya jawa timur dari sudut mananya ya gue, hihiiii....

Sebenarnya mau tau juga kekeluargaan Sumatera Utara. Tetapi mereka kan pake bahasa daerah Mandailing juga. Lagian emang gak ada yang kenal. Massa tiba tiba nongol di sekretariatnya ngaku ngaku, secara aku juga dah lama juga ninggalin kotaku ini.

Ya jadi gitu deh di Mesir. Asyik banget kan, sesama daerah bisa ngumpul. Bener bener berasa di kampung sendiri. Beda dengan negara lain, biasanya yang kuat adalah organisasi pelajar indonesianya. Indonesia tok. Gak pake daerah. Nah disini, emang kuat lembaga kekeluargaan daerahnya.

Ya sudah, gitu aja. Salam Kompasiana!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun