Terus terang, saya tergerak menulis ini, karena Sdr. Radix terus menerus menggunakan nama Bani Sadr untuk menunjukkan gimana kejamnya Khomeini. Jadi, karena gak bisa menuliskan secara ringkas kejadiannya hanya dalam kolom komentar, saya jadikan bahan tulisan sendiri.
Iran setelah revolusi tahun 1979, sungguh merupakan  negara yang masih try and error dalam menerapkan sistem negaranya. Maksudnya, sistem di dalam kerangka sebuah negara Islam Iran. Karena dari awal, revolusi yang diusung Khomeini ini adalah sebuah revolusi Islam, yang dimulai oleh beliau sendiri, diikuti oleh para mullah dan para santri santrinya. Kalaupun pada demo demo terakhir kelompok sekuler ikutan, ya bisa dikatakan bahwa kelompok sekuler ini merupakan penumpang terakhir di kereta revolusi yang diusung oleh Khomeini.
Dan cita cita Khomeini adalah sebuah negara Islam yang sangat demokratis. Makanya, pada awalnya, semua partai dari berbagai aliran ada. Dari partai liberal, ekstrem kiri, agama, semuanya ada.
Dan pada pemilu awal tahun 1980, Bani Sadr memenangkan pemilu Presiden dengan suara mayoritas (78,9%). Bani Sadr bukan mullah. Dia seorang akademisi, ekonom lulusan Sorbonne. Dan sejak revolusi hingga pemilu, posisinya sendiri adalah sebagai Menteri Dalam Negeri dan Keuangan.
Terpilihnya Bani Sadr tidak disukai oleh kelompok Majelis. Tetapi itu tidak menggoyahkan Khomeini untuk tetap mengukuhkan Bani Sadr sebagai Presiden. Pengukuhan itu dilakukan pada bulan Januari 1980, tanpa persetujuan Majelis. Bahkan, lebih jauh, Khomeini menetapkan Bani Sadr sebagai Kepala Konsil Revolusi dan  menggantikan posisi Khomeini sebagai Komandan Tertinggi Angkatan Perang Iran.
Kemudian, pada pemilu parlemen bulan Maret 1980, partai Bani Sadr tidak memenangkan pemilu. Yang menang adalah partai para mullah, yaitu IRP, sebesar 56,6% suara. Oleh karena itu, parlemen kemudian mengajukan Mohammad Ali Rajai sebagai Perdana Menteri. Hal ini disetujui oleh Khomeini. Selain itu, Khomeini juga menunjuk seorang mullah, Ayotullah Behesti sebagai Jaksa Agung.
Selanjutnya, terjadi rivalitas antara kelompok mullah (diwakili Rajai) Â dan kelompok Bani Sadr. Dan ini sungguh mengacaukan jalannya pemerintahan. Rakyat mulai demo dimana mana. Bahkan ketika Iran diserang secara massif oleh Irak pada tanggal 22 September 1980, dimana seharusnya komponen Iran bersatu padu, persaingan antara Bani Sadr dan Rajai tidak mereda.
Untuk menanggapi persaingan yang semakin tidak sehat tersebut (karena sudah menimbulkan korban wafat yang banyak dari pendukung kedua belah pihak), pada bulan Oktober 1980, Bani Sadr mengirimkan surat pribadi kepada Khomeini. Dalam surat tersebut, Bani Sadr meminta kepada Khomeini agar menghapus kekuasaan Rajai dan memberikan kepadanya kekuasaan penuh. Dia bahkan lebih lanjut menginginkan Khomeini untuk menghapus Majelis dan Dewan Tertinggi (yang didominasi Mullah).
Sementara, Rajai tidak tinggal diam. Dia sendiri mengkritisi posisi Bani Sadr sebagai Komandan Tertinggi Angkatan Perang Iran. Untuk menengahi konflik ini, Khomeini menunjuk 3 orang melakukan investigasi posisi Bani Sadr dan Rajai. Dan ternyata 3 orang ini menunjukkan temuan penyalah gunaan kekuasaan yang dilakukan oleh Bani Sadr.
Dan tampaknya, Bani Sadr semakin kehilangan dukungan oleh Khomeini. Pada bulan Juni 1981, impeachment oleh Parlemen dan Dewan Tertinggi dilakukan. Pada bulan Juli 1981, Bani Sadr  melarikan diri ke luar negeri. Dan di Perancis, Bani Sadr menggalang kekuatan anti Khomeini, beraliansi dengan kelompok ekstrem, Mujahidin pimpinan Rajavi.
Apakah dia 'dihabisi' oleh Khomeini? Gak tuuh, wong sampe sekarang masih seger buger gitu.
So, emang mana pembantaiannya? Gue sungguh bingung. Bahkan, dari pembelaan Khomeini yang sangat kuat kepada Bani Sadr diawal, yang sangat tidak disukai oleh Majelis para mullah tersebut, aku mendapat kesan betapa Khomeini menghargai keilmuan Bani Sadr, dan bukan sekedar itu, malah sayang kepadanya. Tetapi Bani Sadr sendiri ya gak sadar, hehe...
sumber:The Middle Eest, The History, The Culture, Conflict,  http://atheism.about.com/library/FAQs/islam/countries/bl_IranRevolutionSadr.htm, Karen Armstrong, Perang demi Agama, Fundamentalis dalam Islam, Kristen dan Yahudi
Ya gitu deh. Salam Kompasiana!
note: Tulisan ini sy edit pada tanggal 20 Februari 2012, mengingat adanya informasi yang belum disampaikan, yaitu pemilu parlemen bulan Maret 1980.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H