Ternyata hanya di Indonesia negara yang libur merayakan Maulid Nabi SAW. Sementara di negara-negara Arab sendiri maulid nabi tidak dirayakan. Masyarakat tetap kerja seperti biasa. Mengapa berbeda?
Ya memang terdapat perbedaan pemahaman terhadap maulid Nabi atau perayaan hari lahir nabi. Disana, dimana paham wahabi dominan (termasuk salaf dan pemahaman taliban), perayaan seperti ini dianggap bid'ah. Tidak ada ruang untuk mengekspresikan rasa cinta kepada nabi saw. Benar-benar penghayatan keagamaan yang kering dari nilai rasa dan keindahan.
Sementara di Indonesia, mulai dari sejarah masuk islamnya saja sudah bernuansa sufistik. Islam dibawa oleh walisongo yang ketika berdakwah saja mengutamakan rasa, seni untuk membangkitkan kecintaan kepada Ilahi dan nabi-Nya.
Sehingga tidak heran Sunan Bonang menciptakan bonang pada gamelan, atau sunan kalijaga menciptakan lagu-lagu yang syahdu, termasuk puji-pujian kepada Nabi, dan di Aceh ada tari saman yang dipersembahkan khusus untuk peringatan kelahiran Nabi.
Bahkan ada tradisi ketika tahlil dan kitab barzanzi dibacakan, pada saat kelahiran Nabi, peserta berdiri, karena konon Nabi ikut hadir pada saat itu. Nabi yang dicintai benar-benar diekspresikan dengan kerinduan yang dalam pada beliau dan harapan kehadiran beliau...bahkan ada doa-doa khusus agar nabi hadir dalam mimpi...
Hingga sekarang maulid Nabi tetap dilaksanakan di Indonesia. Dengan zikir bersama, sholawat yang syahdu. Bukankah di ALqur'an memang disebut bahwa ALlah beserta para malaikat bersholawat kepada nabi, dan kaum muslim juga dianjurkan untuk sholawat kepada beliau? Bersholawat dengan cara yang indah...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H