Mohon tunggu...
Ilyani Sudardjat
Ilyani Sudardjat Mohon Tunggu... Relawan - Biasa saja

"You were born with wings, why prefer to crawl through life?"......- Rumi -

Selanjutnya

Tutup

Nature

Hebat, Inovasi Siswi SMA Sumsel Juara International Science di AS

22 Mei 2014   22:55 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:13 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_337723" align="aligncenter" width="640" caption="Siswi Sumsel Juara di AS. Sumber: Inteldokumen via Kompas.com"][/caption]

Indonesia semakin menunjukkan kiprahnya di tingkat internasional. Terutama generasi mudanya, dengan inovasi pengetahuan yang menjadi alternatif hemat energi bukan saja bagi Indonesia, tetapi juga dunia.

Kiprah itu ditunjukkan oleh 2 remaja SMA Negeri 2 Sekayu dari Sumatera Selatan (Sumsel), Muhtaza Aziziya Syafiq dan Anjani Rahma yang meraih hadiah ‘Development Focus Award’ untuk karyanya: kulkas tanpa listrik dan tanpa freon (Green Refrigerant Box). Mereka berdua berlaga di ajang Intel International Science and Engineering Fair (Intel ISEF) 2014 di Los Angeles, AS pada 11 - 16 Mei 2014 lalu. Kompetisi Ilmuwan Muda ini diikuti oleh 1700 saintis dari 435 kompetisi di 70 negara.

Untuk kemenangan tersebut, dua ilmuwan muda nan imut ini meraih hadiah USD 10.000. Selain itu, di kategori Engineering: Material and Bioengineering, keduanya meraih juara ketiga senilai USD 1.000.

Krisis Listrik & Potensi Kayu Gelam di Indonesia

Yang menarik, hasil karya dua peneliti belia ini berdasarkan potensi daerahnya yang berlimpah akan kayu gelam (melaleuca cajuputi powell). Keduanya melakukan riset terhadap kemampuan kayu gelam sebagai pendingin, tanpa listrik dan tanpa freon, untuk mendinginkan buah dan sayur. Muhtaza dan Rahma memang menyadari bahwa listrik menjadi kendala yang serius di daerahnya (juga di Indonesia), padahal daerah ini penghasil buah dan sayur yang cukup berlimpah.

Untuk itu, Muhtaza dan Rahma menggunakan kayu gelam dalam membuat kulkas tanpa listrik dan freon tersebut. Dengan pengembangan teknologi khusus, dari suhu awal 28 derjat C, bisa turun menjadi 5,5 C selama 2 jam 20 menit.

Solusi yang ditawarkan ilmuwan muda ini bukan saja menjawab tantangan krisis listrik Indonesia, tetapi juga tantangan perlakuan pasca panen petani buah dan sayur. Seperti yang pernah diungkapkan oleh Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), hasil panen di Indonesia berlimpah, tetapi 40% membusuk karena tidak ada perlakuan paska panen dan tidak terserap pasar. Bayangkan saja, berapa kerugian petani akibat hasil komoditasnya membusuk seperti itu.

Selain itu, ternyata Indonesia juga kaya akan kayu gelam. Di Indonesia, penyebaran kayu gelam terdapat berlimpah di Sumatera Selatan, Sulawesi Tengah, Bali, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Papua (sumber: Masripatin). Kayu gelam memiliki keunikan karena sangat toleran terhadap kondisi ekstrim, yaitu salinitas (garam), keasaman dan genangan air.

Kayu gelam memiliki nilai ekonomis yang rendah dibandingkan dengan kayu lain. Di Kalimantan digunakan sebagai cagak penyangga kontruksi baja dan penahan abrasi pantai. Ada kajian juga agar kayu ini bisa digunakan sebagai bahan pembuat kertas.

Semoga, inovasi ini bisa segera dibuat skala massal sehingga bisa dimanfaatkan segera oleh masyarakat Indonesia. Kita tunggu inovasi skala laboratorium ini masuk ke skala lapangan hingga pasar. Jadi tidak sekedar berhenti menjadi buku bacaan di perpustakaan.

Sekali lagi, selamat untuk Muhtaza Aziziya dan Anjani Rahma! Salam Kompasiana!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun