Nah bagaimana peluang Indonesia sebagai negara pengimpor minyak? Sesungguhnyalah, Indonesia juga sangat berpeluang untuk mengencangkan laju pertumbuhan ekonominya melalui harga minyak yang murah. Pembangkit listrik yang tadinya sesak napas karena energi primernya minyak bumi, bisa bernapas lega, jika minyak murah.
Terpenuhinya akses listrik bagi dunia usaha maupun masyarakat merupakan prasyarat untuk mengencangkan laju ekonomi. Yah gimana mau maju usahanya, bisa menyerap tenaga kerja, jika listrik jeprat jepret mulu. Apalagi jika mengingat harga batu bara, gas dan seterusnya ikut tergerek murah di pasar dunia, kemudian mengalihkan kepasar domestik, pengembangan industri akan semakin bergairah.
Minyak murah untuk petani dan nelayan, juga akan bisa meningkatkan produktivitas hasil mereka. Jika pendapatan dari sektor ini sangat menjanjikan, siapa tahu, pengangguran baru Indonesia sebesar 1 juta orang/tahun bisa melirik sektor usaha ini.
Angka pencari kerja di Indonesia setiap tahun 2,5 juta orang, sementara dunia usaha hanya mampu menyediakan lowongan untuk 1,5 juta orang. Satu juta pengangguran ini diberi insentif, pelatihan, bekal untuk bisa mulai usaha di dunia perikanan, pertanian, atau dunia kreatif. Jika produktivitas tinggi, kurs rupiah melemah, ekspor akan sangat menguntungkan. Tetapi jika produktivitas rendah, produk yang bisa diekspor juga tidak seberapa.
Semoga negeri ini akan semakin baik. Ya sudah, gitu aja. Salam Kompasiana!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H