Mohon tunggu...
Ilyani Sudardjat
Ilyani Sudardjat Mohon Tunggu... Relawan - Biasa saja

"You were born with wings, why prefer to crawl through life?"......- Rumi -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

5 Alasan Mengapa Lelaki Tergila-Gila pada Batu Cincin

15 Januari 2015   23:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:03 1628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1421320327271417753

[caption id="attachment_391002" align="aligncenter" width="600" caption="Ilustrasi/Kompas.com"][/caption]

Kalau lagi rapat, saya paling terganggu kalau ada lelaki yang bicara, pake cincin dengan batu yang segede gaban, terus blink-blink lagi. Jadinya gak dengerin dia omong apa, tapi malah ngikutin tangan dengan cincinnya bergerak kemana. Rasanya kok 'genit' amat sih, hehee. Saking gedenya itu batu, perasaan kalau nonjok orang, bakal pingsan deh.

Dan ternyata cowo make batu cincin ini emang lagi ngetrend banget. Lah sekarang di area dekat rumah aja ada beberapa toko yang buka jual beli batu gini.  Beberapa waktu yang lalu, karena tertarik lihat ada alat ngikir eh apa ya namanya, untuk mengasah batu gitu, saya, suami dan ponakan mendatangi toko batu-batu gini. Pengen liatin proses bikinnya ke ponakan. Walaupun ponakan kagak ada yang tertarik, hehee.

Saya sih cuman liat aja, dan dengerin orang rame transaksi. Harganya jutaan, tetapi gak ngira loh, banyak yang dateng dengan tampilan kucel, tapi batu ginian seharga jutaan dibeli juga. Kalau suamiku emang gak tertarik yang ginian sih. Dia tertariknya kalo ada cewe kece aja (kebetulan ada disebelahnya, hehee).

Sebenarnya kalau dipandang, batu-batu yang sudah jadi itu indah banget loh. Aku sendiri dulu sempat beli beberapa cincin dengan batu safir mungil, dan mirah delima, bersusun indah, diikat dengan emas. Punya beberapa biji, dan semuanya hilang entah kemana. Ampiun dah, untung suami yang beliin redo-redo aja, hehee. Tetapi sekarang males beli batu gituan lagi, secara aku emang suka teledor banget orangnya.

Nah, yang saya herannya, mengapa lelaki juga tergila-gila pada batu cincin ya? Menurut saya, itu bisa jadi karena:

1. Lelaki yang memakai emang suka keindahan dan suka dandan. Jadi cincin memang menjadi penghias tangan yang cukup keren menurut mereka. Biasanya mereka tertarik dengan level keindahannya, tipe kekuatannya dan kemudian mengoleksi bebatuan gini sebagai hobby.

2. Simbol status sosial. Apalagi jika memakai batu yang diketahui orang harganya puluhan, ratusan juta. Woww, seolah menunjukin dirinya, ini loh, saya bisa beli batu ginian. Walaupun orang awam kek aku gak bisa bedain yang mahal dengan yang murah, hehee.

3. Berbagai jenis batuan juga dianggap berpengaruh terhadap kesehatan manusia. Ada juga yang disesuaikan dengan bulan kelahiran. Jadi, banyak yang nyari katanya untuk kesehatan. Yang terkenal misalnya batu giok atau jade. Daerah penghasil giok terbaik ada di Aceh sekarang ini.

4. Nah yang keempat ini yang rada serem. Emang beneran ya, kalau batu itu juga suka dikasih ajian? Bisa untuk melet, atau sebagai 'perisai' melindungi diri? Gak tau juga ya, konon katanya sih ada yang begitu.

5. Ikut-ikutan. Ya ngikutin arus aja, hehee. Jadi suka sesaat. Kalau sudah bosan,  gak mau pake batu ginian lagi.

Sekarang yang lagi naik daun memang batu Bacan dari Maluku Utara, batu Bungbulang dari Garut dan Giok dari Aceh. Bebatuan ini, saking ngetrendnya dan diburu banyak orang, masyarakat yang mendulang batuan ini juga mendadak jadi jutawan. Semoga bisa menjadi sumber penghidupan rakyat deh, namanya juga Indonesia emang kaya sekali. Termasuk kaya batu-batuan ini.

Ya sudah, gitu aja. Salam Kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun