Mohon tunggu...
Ilya Fahrani
Ilya Fahrani Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Haloo, Ilya disini “Dengan Semangat untuk menggali dan membagikan pengetahuan, saya menulis untuk menciptakan perubahan positif melalui kata-kata.”

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Merawat Puspa dan Satwa, Melindungi Kekayaan Hayati Indonesia di Tengah Ancaman

3 Januari 2025   16:20 Diperbarui: 3 Januari 2025   17:05 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Langit pagi memerah di atas hutan pada sebuah pulau yang bernama Kalimantan. Suara orangutan menggema dari kejauhan, menyapa pagi yang penuh harapan. Burung-burung kecil melompat di antara dahan, menyebarkan biji kehidupan di tengah ekosistem yang perlahan terkikis. Namun, di balik pemandangan ini, terdapat ancaman besar yang mengintai keanekaragaman hayati Indonesia.

Sebagai salah satu negara dengan keanekaragaman hayati terkaya di dunia, Indonesia memiliki ribuan spesies flora dan fauna yang tidak ditemukan di tempat lain. Sayangnya, harta ini kini terancam oleh deforestasi, perburuan liar, perubahan iklim, dan aktivitas manusia lainnya. Dengan kondisi ini, kita dihadapkan pada pertanyaan besar: Bagaimana nasib puspa dan satwa Indonesia di masa depan?

Indonesia merupakan negeri dengan kekayaan alam yang luar biasa. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki berbagai jenis ekosistem yang mendukung kehidupan flora dan fauna yang unik, termasuk spesies endemik seperti orangutan, harimau Sumatra, dan badak jawa yang hanya ada di Nusantara. Keunikan ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu pusat biodiversitas dunia.

Dalam acara Forum Bumi yang diselenggarakan oleh Yayasan KEHATI dan National Geographic Indonesia, Dr. Rudi Hartono, seorang ahli biologi konservasi, menyatakan, “Kehilangan satu spesies bukan hanya kehilangan satu makhluk hidup, tetapi juga kehilangan fungsi ekologis yang menopang kehidupan kita sehari-hari.” Kutipan ini menjadi pengingat bahwa melestarikan keanekaragaman hayati bukan hanya tentang menjaga alam, tetapi juga menjaga keberlanjutan hidup manusia.

Indonesia dikenal sebagai negara megabiodiversitas terbesar kedua di dunia setelah Brazil. Memiliki lebih dari 17.000 pulau, Indonesia menjadi rumah bagi ribuan spesies flora dan fauna. Garis Wallace yang membagi wilayah Barat dan Timur Indonesia menciptakan keunikan keanekaragaman hayati dengan karakteristik Asia di bagian Barat dan australia di bagian Timur.

Namun, keindahan ini semakin terancam dikarenakan berbagai faktor. Data dari Internasional Union for Conservation of Nature (IUCN) menunjukkan bahwa lebih dari 1.000 spesies di Indonesia kini masuk ke dalam daftar terancam punah. Deforestasi, perburuan liar, perdagangan satwa ilegal, dan perubahan iklim merupakan penyebab utama dari tantangan yang dihadapi.

Hutan-hutan di Kalimantan, yang dulu lebat dan menjadi habitat utama orangutan, kini menyusut secara signifikan akibat pembukaan lahan untuk perkebunan sawit. Harimau Sumatra, salah satu spesies kucing besar yang paling langka di dunia, terus diburu untuk diambil kulit dan organ tubuhnya. Sementara itu, badak Jawa, yang hanya tersisa puluhan ekor, menghadapi tantangan besar karena habitatnya yang semakin sempit.

“Orangutan bukan hanya ikon Indonesia, tetapi juga penjaga keseimbangan ekosistem. Kehilangan mereka berarti kehilangan salah satu penentu kesehatan hutan tropis kita,” ungkap Prof. Satyawan Pudyatmoko dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam acara Forum Bumi.

Setiap spesies memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Sebagai contoh, lebah membantu penyerbukan tanaman, sementara burung dan mamalia menyebarkan benih pohon. Kehilangan satu spesies dapat memicu efek domino yang merusak stabilitas ekosistem dan pada akhirnya memengaruhi manusia.

Selain fungsi ekologis, keanekaragaman hayati juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Ekowisata, salah satu sektor yang berkembang pesat dengan mengandalkan keberadaan flora dan fauna unik di Indonesia. Hutan tropis dan keindahan alam Nusantara menarik wisatawan dari seluruh dunia, memberikan kontribusi besar pada perekonomian lokal.

Namun, tanpa adanya pelestarian, keanekaragaman ini bisa lenyap. “Jika kita kehilangan Flora dan Fauna, kita juga kehilangan daya tarik ekowisata yang menjadi sumber penghidupan banyak orang,” tambah Rheza Maulana, ahli lingkungan yang juga menjadi pembicara di Forum Bumi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun