Hari ini temanya tentang sarung. Sempat mikir mau nulis apa tentang sarung. Tapi akhirnya setelah berpikir keras berpikir ke sana kemari. Nemu juga mau nulis apa dengan tema sarung ini. Jadi saya akan membagi tema sarung ini ke dalam beberapa pembahasan. Nah langsung aja yuk. Daripada banyak obrol kesana kemari gak jelas.
Oke yang pertama saya akan bahas dulu mengenai arti dari kata sarung itu sendiri. Menurut beberapa lieratur yang sudah baca dan himpun. Kata sarung itu sendiri berasal dari kata Saroong dalam bahasa inggris. Diartikan bahwa sarung merupakan sebuah pakaian yang berasal dari sepotong kain yang lebar. Yang mana pada bagian kedua ujung kain lebar tersebut terdapat jahitan.
Jika ditelaah sarung bentuknya seperti pipa besar yang menganga namun terbuat dari kain. Selain pengertian di atas sarung sendiri diartikan sebagai kain lebar yang kemudian dikaitkan di pinggang seseorang yang memakainya. Sarung ini merupakan pakaian untuk menutup bagian pinggang hingga bawah.
Kain yang digunakan untuk membuat sarung juga bermacam. Dari kain yang biasa saja. Sampai ke kain sutera. Biasanya sarung-sarung dengan kain biasa digunakan saat santai di rumah.
Nah sarung yang bahan kainnya sutera biasanya akan digunakan orang-orang untuk mengisi waktu-waktu seremonial. Seperti acara-acara besar pengajian, pernikahan, acara kebangsaan dan lainnya masih banyak lagi.
Nah setelah membahas arti dari sarung. Sekarang saatnya kita akan bahas retorika atau sejarah panjang tentang sarung. Ternyata sarung adalah pakaian yang berasal dari sebuah komunitas para pelaut yang berada di Semenanjung Malaya dekat Sumatera dan Jawa.
Menurut beberapa ahli, akhirnya sarung diperkenalkan menjadi lebih luas. Hingga di pulau Madura dan hampir seluruh pantai yang ada di utara Jawa. Hingga pada akhir abad ke 19 ada seorang pengamat yang kemudian mencatat ketiadaan sarung di pedalaman Jawa.
Seperti yang kita ketahui bahwa saat zaman dulu. Ada Muslim India yang masuk ke perairan Indonesia. Yang waktu itu sedang menyebarkan agama Islam di pantai Indonesia. Nah diduga besar bahwa awalnya sarung muncul saat peristiwa penyebaran islam itu terjadi.
Lalu ada satu cerita unik tentang sarung saat masa penjajahan terjadi. Jadi dulu ada seorang pejuang islam dan juga merupakan tokoh penting di Nahdatul Ulama bernama KH Abdul Wahab. Nah dulu pada zaman penjajahan itu beliau dipanggil oleh Soekarno sebagai tamu kpresidenan ke istana.
Nah beliau sudah memakai stelan jas. Karena kan kalo ke istana dan mengingat yang mengundang presiden tentu harus memakai jas. Tapi KH Abdul Wahab memakai jas dan bawahannya memakai sarung. Saat ditanya kenapa beliau memakai sarung. Beliau menjawab sembari tersenyum ini identitas saya. Saya bangga memakai sarung.
Oke dua hal tentang arti dari sarung, asal usul dan sejarah sarung, cerita unik tentang sarung dan kini saya mau membagikan kisah saya sendiri mengenai sarung.
Waktu saya SMP sampai SMA saya tinggal di pondok pesantren. Jadi dulu peraturan di pondok pesantren mewajibkan para santri memakai sarung setiap pergi mengaji setelah solat isya.
Dan saat hari jumat. Jadi setiap hari jumat kami para santri akan diwajibkan untuk menggunakan sarung seharian full bahkan sampe malam sampe kami tidur kembali. Awalnya saya sebagai santri ogah-ogahan saat diwajibkan memakai sarung. Tapi setelah saya jalani.
Ternyata memakai sarung itu mudah dan nyaman. Bahkan jika sedang santai di rumah saya akan menggunakan sarung. Sarung menang identitas yang menempel pada setiap penggunanya. Setiap orang punya alasan untuk memakainya. Setiap orang punya cerita tersendiri dengan sarungnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H