Duduk terpojok di dalam sebuah ruang kebingungan hendak berbuat apa dan bagaimana
Berniat sangat baik ingin bahagiakan kedua orang tua
Tetapi apa daya belum sampai usahaku pada kata mampu dan siap
Waktu terus berjalan tentunya tak akan diam, tak dapat kita pauseÂ
Hidup terus berjalan, hidup perlukan jawaban
Suatu malam, aku hampiri Mamah yang masih gunakan mukenaÂ
Memberanikan diri berikan jawab yang sudah dinantikan
Aku mengatakan bahwa siap dan bersedia menyambut hari-hari berbeda dari biasa
Linangan air mata tak terhindarkan
Mamah tersedu menangis, karena bahagia atas jawabanku katanyaÂ
Keputusanku sudah bulat, rasanya malu jika ku tarik kembali  dan mengatakan tidak jadi