Selamat malam, entah kenapa tiba-tiba malam ini saya begitu sedih. Kalau kata anak muda sedang galau-galaunya. Bahkan sedang gegana gelisah galau merana.
Bukan sebab yang tak jelas. Atau bahkan sebab yang itu-itu saja, misalnya sebab rasa cinta yang tak kunjung berlabuh pada hati yang selamanya akan ku sematkan cinta di sana. Bukan-bukan ini bukan tentang itu semua.
Kegalauan ini bukan disebabkan oleh hal-hal yang sama sekali tak ingin saya pikirkan. Malam ini bahkan saya menangis dalam pilu sendu sendirian. Menjerit entah apa yang bisa saya lakukan. Atas carut marut yang tengah terjadi pada negeri yang saya amat cintai ini.
Saya begitu sedih. Baru kali ini saya merasakan sedih seperti sekarang ini. Sedih akibat menyaksikan negara saya bangsa dan tanah air saya. Indonesia tercinta tengah tergontai pada sebuah kesedakan.
Orang-orang di sebrang pulau sana. Di luar pulau jawa sedang bejibaku untuk bertahan hidup di tengah kepulan kabut asap yang terus menjelma hebat. Membuat mereka tak dapat lakukan aktivitas banyak.
Ada adik-adik kita tercinta yang bersiap menjadi alih pemimpin kelak. Harus rela berlibur menunda perjuangan akibat asap. Yang jika dipaksakan akan berubah menjadi petaka kesakitan.
Bahkan tadi pada salah satu berita saya menyaksikan betapa sedihnya seorang ayah dan ibu ditinggalkan anak semata wayang yang meninggal akibat asap yang tebal yang mengganggu pernafasan.
Saya juga menyaksikan di berita bahwa ada seorang ibu harus terjatuh dari sebuah motor karena pingsan tak kuat menahan asap yang membuat sesak. Saya tak habis pikir jika itu ibu saya sendiri. Maka saya akan menangis jejeritan di tengah jalan.
Ada pula binatang - binatang asli hutan Indonesia harus meregang nyawa akibat tak kuat hidup di tengah hutan berasap. Akibat hutan dibiarkan terbakar oleh tangan-tangan tak bertanggung jawab. Ataukah ini semua memang bencana yang merupakan takdir yang tak dapat kita tahan.
Tetapi kita terpaksa harus bertahan dengan meminta kasih dan sayang dari Tuhan kita.Sehabis berita tentang asap yang sebenarnya masih banyak lagi lainnya. Saya menjadi tergerak oleh beberapa postingan teman. Tentang aksi mahasiswa di berbagai daerah di tanah air.
Mereka rela turun ke jalan. Menuntut keadilan. Meminta hukum yang adil untuk seluruh rakyat. Bukan hanya untuk beberapa rakyat. Saya salut oleh apa yang mereka insisiasi kan atas apa yang mereka lakukan. Setidaknya ada usaha ingin mengubah.
Sempat bingung oleh pihak lain yang nampak tidak setuju dengan ini semua. Hingga membuat saya bingung entah harus memihak mana. Tapi saya tarik kesimpulan bahwa saya mendukung mereka yang telah berjuang daripada yang berdiam diri sambil menikmati hidupnya sendiri.
Agama saya mengajarkan bahwa Allah Tuhan kami akan merubah keadaan suatu kaum jika kaum itu sendiri yang merubah nya. Saya sebagai orang yang biasa memaknai bahwa itu berarti bahwa kita ingin berubah maka lakukanlah perubahan itu. Meski sekecil apapun.
Toh orang-orang bijak berkata. Proses tidak akan mengkhianati hasil. Selalu ada hasil yang baik atas usaha-usaha yang keras.
Sebenarnya masih banyak lagi keresahan saya tentang negeri yang amat saya cintai ini. Namun saya hanya bida menyampaikan sedikit saja. Saya berharap semua lekas membaik. Semua lekas bahagia menjalani hidupnya. Semua lekas bangkit dan kembali bahu membahu wujudkan impian para pahlawan juga kita.
Tinggal dengan aman bahagia dan sentosa di tanah kelahiran kita. Terimakasih untuk semua kawan yang telah bertahan di tengah kesulitan. Semoga tak akan ada yang sia-sia. Semoga usaha kita membuahkan hasil yang baik untuk semua. Semoga Indonesia negara ku tercinta menjadi negara untuk seluruh rakyatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H