Meredup perlahan lalu mati selamanya. Â Sudah tak ada harga meski telah bertahan. Jeritan tangis sudah disuarakan tak terdengar. Menutup mata hingga telinga pura-pura tak kejadian apa-apa. Di mana semua keindahan yang dulu diidamkan. Kemana perginya kedamaian yang menemani. Kepada siapa lagi ingin meminta jika tidak pada para penguasa. Sedang mereka menikmati hidupnya dalam kesendirian. Tak peduli suara, jeritan hingga kesakitan yang menjelma nyata. Semua terseok pada jalan yang kapan saja bisa terbelah hancur tak tersisa. Setiap langkah tergontai merasa semunya tak semestinya. Dipukuli hingga pilu oleh kenyataan yang tak dapat dirubah seenaknya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H