Mohon tunggu...
Ilya Ainur
Ilya Ainur Mohon Tunggu... Guru - Penyusun Aksara | SCHOOL COUNSELOR

saya ingin menulis lagi dan terus menulis sampai akhir

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Catatan Anak SMA

28 Maret 2019   11:43 Diperbarui: 28 Maret 2019   11:45 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Ternyata dulu aku pernah merasakan apa yang namanya stres berat akibat satu dua hal yang tak bisa aku jelaskan di sini. Sekarang usiaku sudah 24 tahun dan diusiaku sekarang entah kenapa aku merasa bangga pada diriku saat usia 18 tahun dulu. Jadi ternyata dulu saat usia 18 tahun aku ada pada saat di mana stres seberat-beratnya, pusing dengan berbagai masalah yang sedang aku hadapi. 

Aku mencurahkan semua isi hati, semua pikiran yang menggangguku ke dalam sebuah buku yang aku sebut "buku harian". Tulisanku sangat emosional, sangat penuh dengan perasaan-perasaan sedih dan marah yang mendalam dan bercampur menjadi satu. 

Betapa malangnya nasibku dulu disaat hanya sebuah buku harian yang dapat mendengarkan curahanku , yang hanya dapat mengertiku dan yang dapat merasakan apa yang aku rasakan.

Betapa tidak ada seorangpun yang dapat aku andalkan selain diriku dan kekuatan diri untuk menulis pada sebuah buku. Entah pada kemana semua orang yang ada di hidupku, entah pada kemana mereka semua yang menjadi keluarga, teman dalam hidupku. Atau hanya diriku saja yang tidak mau mengandalkan mereka semua dan hanya andalkan diri sendiri. 

Ah sudahlah aku di sini hanya mau menyampaikan kata-kata yang dulu aku pernah curahkan di dalam buku harianku itu. Kata-kata ini ternyata bagus dan aku bangga bisa nulis tulisan sebijak ini. Begini tulisanku, begini curahan hatiku.

"Yakinlah akan rahasia. Yang telah terencana. Di balik realita. Buat semua yang masih. Merasakan indahnya hidup. Pertahankanlah dan jaga itu semua. Karena suatu saat semua. Itu bisa binasa dengan. Sekejap, semua akan lenyap di depan mata. Bangunlah dari mimpi buruk ini, keluarlah dari semua keterpurkan hati,
Jangan kau diam dan menyesali, hapus air Mata ini, buang semua rasa kepedihan yang. Selalu menemani, hadapi hidup yang kau jalani sekarang ini. Yakin dan pasti" _22 juli 2013_

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun