Mohon tunggu...
Ilya Ainur
Ilya Ainur Mohon Tunggu... Guru - Penyusun Aksara | SCHOOL COUNSELOR

saya ingin menulis lagi dan terus menulis sampai akhir

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Langgam

30 Januari 2019   08:57 Diperbarui: 30 Januari 2019   09:42 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gerak langkah kaki itu tersekat oleh rasa sesak

Setelah ribuan langkah-langkah seakan terseok

Pada sebuah gardu reod berhenti lalu terduduk
Sendirian lengang tak ada orang yang juga duduk

Sedikit menghela nafas panjang dan menariknya lagi
Terus seperti itu hingga nafas ini tenang kembali
Harapan untuk duduk di sini ditemani
Masih terbersit dalam hati

Namun nyatanya sadis tak ada seorangpun
Nyatanya aku dibiarkan sendirian tak ada ampun
Semesta masih kejam biarkanku sendiri tanpa satu orang pun
Biarkanku tak ditemani oleh seseorang walau hanya sekalipun

Diakhir waktu yang tersisa
Didetik di mana aku sudah menikmati langgam kesendirian
Baru saja  hendak tinggalkan gardu
Entah apa yang terjadi
Entah siapa yang tiba-tiba terdengar langkah kakinya datang dari sebrang sana

Datang dengan senyuman menenangkan
Datang dengan hati yang tenang
Menemani langgam sendiri jadi dibersamai
Menawarkan diri untuk menemani
Dan iya temani saja biar sama-sama menjadi bersama

Ilya Ainur, 

Bandung 30 Januari 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun