Mohon tunggu...
Ilya Ainur
Ilya Ainur Mohon Tunggu... Guru - Penyusun Aksara | SCHOOL COUNSELOR

saya ingin menulis lagi dan terus menulis sampai akhir

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Nomaden

4 September 2018   21:32 Diperbarui: 4 September 2018   21:52 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut wikipedia nomaden artinya adalah berbagai komunitas masyarakat yang memilih hidup berpindah-pindah dari suatu tempat ke tempat lain di padang pasir atau daerah bermusim dingin, daripada menetap di suatu tempat. Jadi jika diartikan secara luas dan mengambil konteks pada zaman saat ini bisa kita ambil arti luas bahwa nomaden adalah kebiasaan atau gaya hidup seseorang atau kelompok yang hidupnya itu berpindah-pindah tidak menetap di satu tempat saja. Karena di sini melalui tulisan ini saya akan membagikan kepada kalian bernomaden yang ada pada zaman saat ini. Ya betul pada zaman milineal, zaman now atau apapun itu kalian menyebutnya. Saya sendiri banyak menemukan orang-orang yang berada di sekitar saya melakukan proses nomaden ini. Dengan berbagai alasan yang menuntut mereka memang harus melakukannya. Ada yang karena tugas dari pekerjaan, ada yang karena tuntutan pekerjaan yang mengharuskan seseorang pindah dari satu kota ke kota lain atau bahkan lebih luas lagi. Ada juga yang ber nomaden untuk mengejar cita-cita mereka itu berarti seseorang bernomaden untuk menyelesaikan pendidikan mereka. Dan masih banyak lagi nomaden lain yang dilakukan oleh orang banyak pada saat ini.

Salah satu kisah dari seorang teman yang sudah melakukan nomaden semenjak lulus SD. Jadi ada teman saya sebut saja namanya Geya. Geya berasal dari Banten. Setelah lulus SD Geya meneruskan pendidikan SMP nya di Tasikmalaya di sebuah pondok pesantren yang ada di sana. Walaupun di sana memang sudah ada nenek dan kakeknya namun tetap saja dirinya tidak tinggal dengan nenek atau kakek nya melainkan di sebuah pondok pesantren. Setelah lulus SMP pun teman saya ini masih melanjutkan pendidikan SMA nya di pesantren yang sama. Setelah 6 tahun telah menuntaskan pendidikannya di pesantren tak membuat teman saya ini pulang ke Banten ke tempat tinggal aslinya. Karena selanjutnya Geya melanjutkan kuliah ke Yogyakarta di sebuah Universitas swasta di sana. Bisa dihitung sendiri ya teman saya masuk kuliah di tahun 2013 dan menyelesaikannya di tahun 2017 berarti jumlahnya 4 tahun. Ohya untuk masuk SMP sendiri Geya ini masuk SMP tahun 2007 kemudian lulus ditahun 2010 kemudian masuk SMA ditahun 2010 dan lulus pada tahun 2013. Kembali ke cerita jadi jika dijumlahkan Geya  ini tinggal di Tasikmalaya selama 6 tahun ya tadi juga sudah dikatakan sebenarnya kemudian di Yogyakarta selama 4 tahun jadi totalnya Geya sudah ber nomaden dari Banten ke Tasikmalaya dan ke Yogyakarta total 10 tahun. 

Selesai kuliah Geya langsung pulang ke Banten. Namun diakhir bulan Agustus tahun 2017 Geya memutuskan untuk mengikuti kursus bahasa Inggris di Kediri Jawa Timur. Geya mengikuti kursus di Kediri selama satu bulan saja. Namun tetap saja Geya pernah menetap di sana lebih dari satu hari. Setelah lulus kursus bahasa di Kediri Geya benar-benar pulang ke Banten. Kemudian akhrinya lagi-lagi Geya harus ber nomaden. Kali ini untuk melanjutkan pendidikan S2 nya. Kalo Geya sendiri sih cerita ke saya gak mau tuh lanjut tapi orangtua menyuruhnya untuk lanjut dan tak ada alasan bagi Geya menolak itu akhirnya Geya menurut atas apa yang diperintahkan orangtuanya. Akhirnya di bulan Agustus 2018 Geya berangkat ke Bandung untuk melanjutkan pendidikan S2 nya di sebuah universitas negeri di Bandung. Jadi hanya satu tahun kurang lebih Geya benar-benar tinggal di tempat asalnya Banten ya. Kira-kira butuh waktu 2 tahun untuk seseorang dapat menyelesaikan pendidikan dijenjang S2. Maka jika dijumlah semua nomaden yang dilakukan oleh Geya adalah 12 tahun lebih 1 bulan. Aku seakan ingin bilang ke Geya "Ge,,, setelah dari Bandung kamu akan lanjut ber nomaden kemana lagi?"

Mungkin itu kisah singkat teman saya Geya yang namanya saya samarkan yang selama 22 tahun hidupnya sudah 10 tahun 1 bulan ber nomaden dan sekarang sedang menetap di Bandung. Sukses selalu buat kamu Geya. Dan saya yakin masih banyak lagi kisah tentang nomaden ini tentunya nomaden versi saya ya di zaman now ini. Lalu apakah para pembaca juga sama mengalami atau punya kisah tentang nomaden versi saya ini? Yuk jika ada sharing di kolom komentar. hehehe (kayak bakal ada yang komentar bae sihh? Gak papalah ya pede dikit? :D 

"Pergilah sejauh mungkin jika itu dapat memberikanmu kisah romansa yang dapat kau kenang puluhan, ratusan bahkan ribuan tahun ke depan"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun