Mohon tunggu...
Ilyaaa
Ilyaaa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Desainer Struktur/Konsultan Desain

Saya adalah seorang Sarjana Teknik sekaligus Magister Arsitektur yang mencintai seni dalam berbagai bentuk. Sebagai seorang arsitek, saya menikmati proses mendesain bangunan menggunakan perangkat lunak seperti AutoCAD, SketchUp, dan Choom, menciptakan ruang-ruang yang tidak hanya fungsional tetapi juga estetis. Selain mendesain, saya memiliki minat mendalam dalam seni menulis. Saya gemar mendeskripsikan dan menggambarkan setiap detail desain saya melalui kata-kata yang indah dan penuh makna. Bagi saya, seni menulis adalah cara untuk menghidupkan ide dan memberikan jiwa pada setiap karya arsitektur yang saya ciptakan. Menggabungkan kemampuan teknis dan artistik, saya tidak hanya merancang bangunan, tetapi juga bercerita melalui tulisan, menghadirkan gambaran yang utuh antara visualisasi dan narasi. Kecintaan saya terhadap seni dan arsitektur inilah yang menjadikan setiap proyek saya lebih dari sekadar desain, melainkan karya yang memiliki cerita dan nilai estetika.

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Kemustahilan yang Kucintai

26 Januari 2025   11:04 Diperbarui: 26 Januari 2025   11:17 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

"Even the stars seem to bow to the impossible, for in the realm of love, miracles are born from whispered prayers and unshaken faith."

("Bahkan bintang-bintang pun seakan tunduk pada yang mustahil, sebab di dalam kerajaan cinta, keajaiban lahir dari doa yang terbisik dan iman yang tak tergoyahkan.")

Seandainya aku mampu bersenandung kepada Sang Pemilik Takdir, mungkin aku akan memohon dengan lirih, agar Dia melukis ulang garis-garis takdirku. Sebab mencintaimu, meski terasa seperti meraih bintang di langit, adalah hal yang tak pernah bisa kuhentikan. Kau, yang seakan ditakdirkan jauh dari genggamanku, menjadi doa yang terus kuutarakan di tengah malam, di bawah kerlip-kerlip kecil harapan yang nyaris padam.

Bagaimana mungkin aku berhenti menginginkanmu, sementara kehadiranmu adalah keajaiban kecil yang menjelma dalam pikiranku? Aku tahu, jalan kita tampak seperti dua garis yang tak mungkin bertemu, namun dalam keputusasaan yang indah ini, aku memohon pada-Nya. Tuhan, bisakah Kau ubah yang mustahil menjadi mungkin? Bisakah Kau rekatkan yang terpisah oleh jarak, waktu, atau bahkan takdir?

Aku berjalan dengan bayang-bayangmu di pikiranku, mengalunkan rindu yang tak pernah usai. Namamu adalah doa yang terus terlantun di setiap detik hariku. Meski aku tahu, meminta ini mungkin adalah tindakan yang bodoh, namun aku tak peduli. Aku berseru kepada-Nya dengan penuh harapan: Tuhan, ubahlah ketidakmungkinan ini menjadi keajaiban.

Jika mencintaimu adalah kesalahan, maka biarlah aku salah seribu kali. Jika berharap padamu adalah delusi, maka biarkan aku tenggelam di dalamnya. Sebab bagiku, kau adalah alasan aku belajar untuk percaya pada mukjizat---bahwa takdir bukanlah batas, melainkan kesempatan bagi Tuhan untuk menunjukkan kasih-Nya.

Kau, yang mustahil kumiliki, tetap menjadi pusat dari tiap bisik doa-doaku. Dan aku, yang tak bisa berhenti memohon, akan terus berharap bahwa suatu hari nanti, yang tidak mungkin itu akan Dia ubah menjadi nyata. Sebab bagiku, tidak ada yang terlalu sulit bagi Dia yang menciptakan cinta ini di hatiku.

https://vt.tiktok.com/ZS6tautuT/ 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun