Mohon tunggu...
Ilsanaya FadiaRahma
Ilsanaya FadiaRahma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Mahasiswa ilmu ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Revolusi Hijau Kedua: Peran Teknologi dalam Pertanian Berkelanjutan

6 Juni 2024   20:52 Diperbarui: 6 Juni 2024   21:26 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pertanian telah menjadi tulang punggung peradaban manusia selama ribuan tahun. Namun, dengan meningkatnya populasi global dan perubahan iklim yang semakin mendesak, pertanian tradisional menghadapi tantangan besar. Untuk menjawab tantangan ini, dunia sedang menuju revolusi hijau kedua yang didorong oleh kemajuan teknologi. Artikel ini akan membahas bagaimana teknologi modern, seperti kecerdasan buatan (AI), Internet of Things (IoT), dan bioteknologi, berkontribusi pada pertanian berkelanjutan.

Kecerdasan Buatan (AI) dalam Pertanian

Kecerdasan buatan telah mengubah berbagai sektor, termasuk pertanian. AI digunakan untuk mengoptimalkan proses pertanian melalui analisis data besar (big data) yang memungkinkan petani membuat keputusan yang lebih baik dan tepat waktu. Salah satu aplikasi AI yang menonjol adalah penggunaan drone yang dilengkapi dengan kamera dan sensor untuk memantau kondisi tanaman secara real-time. Dengan analisis data yang dihasilkan, petani dapat mengidentifikasi masalah seperti hama, penyakit tanaman, atau kebutuhan air dengan lebih cepat dan akurat. 

Selain itu, AI juga digunakan dalam pengelolaan lahan pertanian. Algoritma pembelajaran mesin dapat memprediksi hasil panen berdasarkan kondisi cuaca, kualitas tanah, dan praktik pertanian sebelumnya. Dengan informasi ini, petani dapat merencanakan rotasi tanaman dan penggunaan pupuk secara lebih efisien, yang tidak hanya meningkatkan hasil panen tetapi juga mengurangi dampak lingkungan. 

Internet of Things (IoT) dalam Pertanian

Internet of Things (IoT) menghubungkan perangkat fisik melalui internet, memungkinkan mereka mengumpulkan dan bertukar data. Dalam pertanian, IoT digunakan untuk mengelola berbagai aspek produksi pertanian secara lebih efisien. Sensor IoT dapat dipasang di lahan pertanian untuk memantau kelembaban tanah, suhu, dan kualitas udara secara terus menerus. Data yang dikumpulkan dapat diakses oleh petani melalui aplikasi seluler, memungkinkan mereka untuk mengambil tindakan yang tepat waktu, seperti irigasi atau penyemprotan pestisida. 

Selain itu, IoT juga memainkan peran penting dalam pengelolaan rantai pasokan pertanian. Dengan teknologi pelacakan IoT, petani dan distributor dapat memantau kondisi penyimpanan dan transportasi produk pertanian. Hal ini memastikan bahwa produk tetap segar dan aman sampai ke tangan konsumen, mengurangi kerugian dan pemborosan. 

Bioteknologi dalam Pertanian

Bioteknologi adalah alat lain yang kuat dalam revolusi hijau kedua. Melalui rekayasa genetika, ilmuwan telah mengembangkan varietas tanaman yang lebih tahan terhadap hama, penyakit, dan kondisi lingkungan yang ekstrem. Misalnya, tanaman hasil rekayasa genetika (GMO) telah dikembangkan untuk memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap kekeringan dan tanah yang kurang subur. Ini sangat penting dalam menghadapi perubahan iklim yang menyebabkan cuaca ekstrem dan degradasi lahan. 

Selain itu, bioteknologi juga memungkinkan produksi pupuk dan pestisida biologis yang lebih ramah lingkungan. Mikroorganisme yang telah dimodifikasi secara genetik dapat digunakan untuk meningkatkan kesuburan tanah dan melawan hama secara alami, mengurangi ketergantungan pada bahan kimia sintetis yang berbahaya. 

Tantangan dan Prospek Masa Depan

Meskipun teknologi menawarkan banyak manfaat, ada tantangan yang perlu diatasi untuk mencapai pertanian berkelanjutan secara luas. Salah satu tantangan utama adalah biaya awal yang tinggi untuk mengadopsi teknologi baru. Petani kecil terutama mungkin menghadapi kesulitan dalam mengakses dan mengimplementasikan teknologi canggih. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah dan lembaga keuangan perlu menyediakan dukungan dan insentif yang memadai.

Selain itu, ada juga kekhawatiran tentang dampak jangka panjang dari teknologi seperti GMO terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Penelitian yang lebih mendalam dan regulasi yang ketat diperlukan untuk memastikan bahwa penggunaan teknologi ini aman dan berkelanjutan.

Namun, prospek masa depan tetap optimis. Dengan inovasi yang terus berlanjut dan kerjasama antara pemerintah, sektor swasta, dan akademisi, teknologi dapat memainkan peran kunci dalam menciptakan sistem pertanian yang lebih berkelanjutan dan tangguh. Pertanian pintar yang didukung oleh AI, IoT, dan bioteknologi dapat membantu memenuhi kebutuhan pangan global sambil melindungi lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan petani.

Jadi, Revolusi hijau kedua yang didorong oleh teknologi menawarkan solusi potensial untuk banyak tantangan yang dihadapi oleh sektor pertanian saat ini. Dengan adopsi kecerdasan buatan, Internet of Things, dan bioteknologi, pertanian dapat menjadi lebih efisien, produktif, dan berkelanjutan. Meskipun tantangan tetap ada, dengan dukungan yang tepat dan regulasi yang bijaksana, masa depan pertanian global dapat menjadi lebih cerah dan sejahtera.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun