Mohon tunggu...
Ilham Paulangi
Ilham Paulangi Mohon Tunggu... Konsultan - Peminat masalah budaya, komunikasi, dan demokrasi.

menulis itu asyik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Genderuwo dari Tanah Bugis

13 November 2018   08:54 Diperbarui: 13 November 2018   11:12 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kultur bugis tidak dikenal Genderuwo. Tapi ada satu mahluk mitos yang  sangat populer dari tanah bugis, namanya Nene' Pakande. Sosok mahluk ini juga sangat menakutkan.

Konon nenek pakande adalah sosok yang doyan  menyantap anak kecil, dan punya kemampuan secepat kilat membuat bumi ini kiamat atau menghancurkan bumi.

Inti dari cerita ini, adalah bagaimana menciptakan ketakutan, agar anak-anak tidak berbuat nakal. Anak-anak  mau mendengar, tidak boleh main saat magrib tiba,  keluar malam atau main terlalu jauh dari rumah. Atau apa saja, yang tujuannya untuk membuat anak-anak takut, maka nene'pakande adalah sosok yang digunakan mengancamnya, termasuk misalnya larangan mengucapkan kata-kata kotor.

Banyak versi cerita rakyat tentang nenek pakande. Salah satu versi yang sering diperdengarkan adalah bahwa istana nenek pakande berada di bulan, kebanyakan waktunya digunakan menjahit jala raksasa yang dipersiapkan untuk menjala (menjaring) manusia di bumi.

Diceritakan pula bahwa apabila jala  si nenek telah dikerjakan secara sempurna, maka jala atau jaring raksasa tersebut secara otomatis akan digunakan untuk menjala seluruh ummat manusia di bumi. Konon, saat itulah kiamat di dunia terjadi.

Untuk membuat nene' pakande seolah-olah nyata, maka orang tua mengajak anak-anak melihat bulan purnama. Orang tua memperlihatkan istana nenek pakande, sambil menunjuk siluet warna abu-abu pada permukaan bulan. Konon itu adalah sketsa gambar nene' pakande yang sedang duduk menjahit jala.

Lalu, sang anak, dalam perasaan ketakutan bercampur penasaran bertanya kepada orang tuanya, "kapan jalanya jadi?". Lalu orang tuanya menjawab "kita ndak tahu kapan, bisa saja secara tiba-tiba nak, makanya kalian ndak boleh nakal." Begitu penjelasan orang tua, disertai dengan mimik yang yang agak ngeri, seram, untuk sedikit menambah  rasa takut anak-anak mereka.

Menurut orang tua, untungnya jala yang dibuat si nene' pakande tersebut  belum pernah jadi hingga sekarang, lantaran aksi dari para tikus yang menggagalkan usaha si nenek. Para tikus tak hentinya beraksi menggigit jaring raksasa yang dibuat si nenek jahat itu. Akhirnya usahanya menghancurkan manusia tertunda. Anak-anak pun sedikit lega, mendengar aksi sang tikus.

Alhasil sampai sekarang, percaya atau tidak, alhamdulillah bumi ini belum kiamat, lantaran adanya pertolongan tikus-tikus pengerat, yang memang hobbinya menggigit apa saja. Hahaha, namanya juga cerita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun