Seringkali muncul pertanyaan dalam benak kita, mengapa ada bangsa maju dan ada yang terkebelakang? Francis Fukuyama melihat penyebab utama maju tidaknya sebuah bangsa sangat dipengaruhi  oleh tinggi rendahnya modal sosial yang dimiliki bangsa tersebut.
Dia melihat adanya 3 faktor yang memengaruhi tinggi rendahnya modal sosial tersebut, diantaranya adalah: trust, jaringan (network) dan nilai-nilai.
Fukuyama menggambarkan soal trust ini dengan mengutip Gambetta, dalam sebuah cerita, dari seorang keluarga mafia di Cicilia, Italia.Â
"Seorang laki-laki kecil sedang berdiri di ketinggian kira-kira tiga meter. Di bawahnya, Â seorang laki-laki setengah baya, mengembangkan tangannya dan memberinya perintah untuk segera meloncat turun. Si anak kecil terlihat ragu dan agak ketakutan, sementara si lelaki setengah baya, ayah anak itu, dengan sorot mata yang memancarkan paksaan mendesak anak itu untuk segera meloncat turun. Beberapa saat kemudian huppp...si anak meloncat turun. Buuummm...Sang ayah tidak menangkap tubuh kecil anaknya melainkan membiarkannya meluncur menghantam tanah. Kesakitan dan kebingungan, si anak menatap bapaknya sambil setengah menangis. Sang bapak berkata pelan, "Jangan pernah percaya kepada siapapun, termasuk ayahmu".
Fukuyama sengaja mengutip cerita ini untuk menggambarkan sebuah masyarakat yang miskin modal sosial. Masyarakat seperti ini sulit berkembang, karena diantara mereka tak ada saling kepercayaan. Karena mereka membangun nilai-nilai negatif. Yaitu nilai "jangan percaya siapapun". Akibatnya, jaringan-jaringan yang bersifat kolaboratif, sulit terbangun.
Prinsipnya, aspek apapun sulit dijalankan tanpa saling percaya. Bisnis, pekerjaan, dunia sosial, hubungan rumah tangga, Â sangat membutuhkan sikap saling percaya tersebut.Â
Modal sosial suatu bangsa tidak serta merta lahir, melainkan dibangun dari proses. Proses membangun akumulasi kepercayaan, jaringan dan nilai tadi.Â
Proses yang paling dibutuhkan dalam membangun modal sosial adalah segala bentuk tindakan positif, yang dilakukan, dan diinternalisasi oleh individu dan masyarakat.Â
Modal sosial yang kita punya, tak lain adalah tindakan-tindakan positif dari para pendahulu-pendahulu kita, dan yang kita lakukan sekarang. Â Terakumulasi dalam waktu lama, dari masa lampau hingga kini.
Distruption (kehancuran)
Lawan dari modal sosial adalah distruption (kehancuran). Pada masyarakat miskin dengan modal sosial, akan mengalami apa yang disebut distruption. Bentuk-bentuk distruption adalah seperti korupsi, perceraian (kehancuran rumah tangga), narkoba, kemiskinan dan kurang gizi, dan sebagainya.