Tangis Putri pun semakin menjadi, seolah menolak untuk difoto dan didekati saya. Saya pun menjelaskan kepad ibunya, bahwa bukan maksud untuk hal-hal ajang pemanfaatan. Setidaknya, saya ingin mengetuk hati kawan-kawan saya di sosial media dan untuk bahan tulisan ini. Hasilnya, alhamdulillah, kawan-kawan di facebook merespon baik postingan saya dan berniat ingin menyisihkan rezeki meski tidak seberapa. begitu juga dengan pengusaha yang selama ini menjadi mitra saya untuk membantu orang susah, langsung merespon.
Sekali lagi, terimakasih teman-teman, sahabat, saudara-saudara ku yang peduli.
Oh iya, soal peran pemerintah setempat, sepertinya saya tidak bisa tuliskan disini. Tapi, beberapa hari yang lalu, ketika meliput peresmian sebuah klinik di Panti Asuhan, saya sempat memberikan informasi ini kepada salah satu anggota Dewan Rohil. Ia pun mengusulkan untuk membantu prosedur bantuan Rumah Layak Huni (RLH). Sebagai salah satu syaratnya, wajib memiliki setapak tanah untuk dibantu dibuatkan RLH tersebut.
Ya, angin segar itu sudah ada, tapi saya berharap lebih dari anggota komisi D tersebut. Selain tempat tinggal yang layak, berilah sebuah "alat pancing". Jangan hanya sebuah ikan. Meskipun ikan segar dan ukuran yang besar, lebih baik diberikan sebuah pancing. Artinya, bantulah rakyat mu dengan suatu usaha yang bisa menghasilkan untuk dimakan.
Rokan Hilir, 14 Desember 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H