[caption caption="Ilustrasi: bantenexpres.com"][/caption]Sebagai seorang yang berjiwa bisnis, Poltak selalu saja mendapatkan ide usaha apa yang paling berpeluang meraih profit dalam situasi, kondisi, toleransi, pantauan dan jangkauan apapun ia selalu cepat tanggap (gak pake darurat).
Kebetulan di daerah kami, kabupaten Rokan Hilir provinsi Riau yang pada tahun ini akan melaksanakan pemilihan kepala desa (Pilkades) atau istilah di negeri Seribu kubah ini "Pilpeng" yang artinya pemilihan Penghulu (kepala desa, red). Biasanya, para pebisnis hanya dibagian percetakan saja yang banyak menghasilkan pundi-pundi uang, tapi tidak dengan Poltak.
Dia saat ini sedang mencoba membuka praktek perdukunan. Gila..!! Tenang, Poltak pun awalnya tidak percaya dengan yang begituan, tapi seorang calon legislatif (caleg) tahun 2014 kemarin pernah bercerita kepadanya.
"Hampir rata-rata caleg menggunakan jasa dukun. Semua dukun yang didatangi, pasti bilang 'bakal menang'," kata Poltak yang enggan menyebutkan alamat praktik perdukunannya. (Gleeekk)
Nah, masalahnya bagaimana kalau tidak menang. Poltak pun memberikan bocoran jika mendapat komplain dari klien (calon penghulu, pen) yang sudah bayar mahal tapi gagal.
"Biasanya kalau dukun kasih syarat dan pantangan yang tidak boleh dilanggar. Nah, kita kasih saja syarat yang aneh-aneh dan pantangan yang kerap dilakukan oleh semua orang pada umumnya. Pasti dia cari cara melanggar pantangan agar tidak ketahuan dukun, baru nanti kalau komplain, kita gantian komplain," jelas Poltak penuh semangat.
Untuk itu, ianya mempersilahkan kepada para calon penghulu untuk menyambangi praktek perdukunan nya yang enggan disebutkan alamat serta nomor Handphone nya. Alasannya, ia takut ditangkap KPK, karena hal tersebut termasuk gratifikasi walaupun tidak merugikan negara.
"Bahaya nanti aku, apalagi niat untuk disuap dan meraih laba sudah ada. Soalnya kan niat yang paling utama," ujar Poltak ketakutan.
NB : Nama tokoh dalam reportase diatas hanyalah fiktif, karena ceritanya juga fiktip kok.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H