Mohon tunggu...
Iloeng Sitorus
Iloeng Sitorus Mohon Tunggu... wiraswasta -

Hidup itu seperti hubungan suam istri.\r\nKadang diatas, kadang dibawah. :D

Selanjutnya

Tutup

Money

Susah Mencari Kerja, Ini Tipsnya

11 Agustus 2014   07:05 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:52 774
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14076897181046970548

Sudah lusinan mungkin para pengguna Facebook minta tolong carikan pekerjaan disekitar kota dimana tempat tinggal penulis berada, bahkan beberapa hari terakhir  ini lebih dari satu orang buat status di grup facebook yang mana penulis merangkap sebagai salah satu admin grup tersebut.

Tidak sedikit pula yang menyatakan membutuhkan tenaga kerja, juga tidak sedikit yang memilih-milih dalam pekerjaan sesuai keinginan. Yang akhirnya peluang kerja tidak terpenuhi, para pencari pekerjaan tidak mendapat pekerjaan sesuai keinginannya.

Wiraswasta

Ya, jawabannya wiraswasta alias bekerja untuk usaha sendiri. Lebih hebat lagi bisa mempekerjakan orang lain dalam usaha kita.

Modal darimane bang.?

Memang dalam usaha kita harus punya modal, terutama modal mental. Ibaratnya kita punya keahlian, punya uang, namun mental dalam berusaha alias wiraswasta tidak punya, ya percuma saja menurut penulis.

Banyak yang bepikiran gengsi dalam berwiraswasta, contohnya wiraswasta kecil-kecilan misal : jual es dawet, es campur dan macam-macam usaha kecil yang juga hanya membutuhkan modal yang tidak seberapa.  Pasti para pencari kerja akan menjawab, "waduh, malu ah" namun juga tetap ada kok yang mau bekerja kepada pengusaha kecil seperti pedagang Es campur, dan lainnya. Serta nekat mengerahkan modal yang tidak seberapa untuk memulai usaha kecil namun profit lumayan gede ini. Lain halnya jikalau wiraswasta besar-besaran alias bonafit gitu deh, kan gak mungkin langsung punya perusahaan gede bin besar, semua itu dimula dari kecil dulu.

Bekerja Sambil Belajar atau Belajar sambil Bekerja

Bekerja sambil belajar atau belajar sambil bekerja.? Kenapa tidak, asal ada kemauan yang tulus dan tentunya tanpa gengsi-gengsian, pasti ada kok.


  • Penjahit Pakaian

Bekerja di Penjahitan atau bahasa inggrisnyataylorini semakin jarang digandrungi kawula muda, akibatnya bisnis ini memiliki peluang usaha yang semakin lebar pasarnya karena semakin sedikit yang memiliki keahlian ini.

Bekerja dipenjahitan (bukan Panjaitan ya, itu dongan aku) memang awal mulanya tidak begitu besar gajinya, karena pada akhirnya kita akan menjadi ahli penjahitan apalagi memang benar-benar ingin belajar, ilmu didapat gaji diberikan. Semakin kita mahir dalam menjahit, biasanya akan mendapat borongan jahit oleh siempu taylor tersebut. Terlebih kita bisa membuka praktek menjahit di rumah sendiri.

Bisnis jahit menjahit biasanya ada waktu tertentu dalam setiap tahunnya menerima orederan cukup keras alias banjir orderan. Biasanya dipertengahan tahun dimana tahun ajaran baru akan segera dimulai dan menjelang Hari Raya Lebaran.

·Mekanik Sepeda Motor atau Mobil

Untuk memiliki ahli dalam kutak mengatik mesin sepeda motor atau mobil, tanpa sekolah yang tinggi pun bisa kita dapatkan asal benar-benar ingin dan sungguh-sungguh juga tentunya untuk belajar sembari mendapat uang jajan. Ilmu didapat, Alhamdulillah dapat uang rokok dari kepala mekanik atau siempunya bengkel.

Penulis sendiri dulu ketika pulang sekolah (akhir SLTP hingga SLTA) sudah mencoba yang beginian, namun bukan belajar dalam kutak mengkatik mesin, melainkan gosok mengosok dempul alias kernet tukang cat duko. Alhamdulillah lepas uang jajan ketika sekolah dulu, walau sudah berkeluarga sekarang keahlian yang sedikit itu bukan menjadi profesi penulis. Nah, ini termasuk belajar sambil bekerja, belajar disekolah dan bekerja di bengkel.

·Kernet Truck

Menjadi kernet truck adalah awal karir penulis setelah lulus dari SMA demi sejengkal perut sendiri tentunya, setidaknya tidak merepotkan orang tua lagi. Disamping lepas makan dan rokok, pekerjaan ini sedikit membuka mata kita dijalanan raya maupun jalanan Hutan. Tidak lupa juga sang sopir menyisihkan uang saku kepada kernet yang cukup lumayan untuk menyisihkan kepada pelayan Rumah Makan yang sering disinggahi untuk mencuci pakaian tentunya (alamak, rapi kali lah adek ini menggosok pakaian abang).

Disamping mendapat gaji dari supir, biasanya ada sedikit saweran dari tokeh truck ketika mendapati trucknya bersih dan tetap cling karena ulah si kernet. Sebagai bonus tambahan, kernet secara otomatis belajar mengendarai truck dan tata cara mengendarai kendaraan di jalan raya. Gaji data, ilmu juga dapat.

Dan masih banyak jenis pekerjaan yang sambil menyelam cari ikan, eh minum air lainnya yang penulis juga bingung untuk memasukkan dalam kateori tulisan kali ini.

Wiraswasta Modal Nekat

Modal nekat maksud penulis adalah modal yang tidak terlalu besar, kurang lebih ≥5 jutaan gitu lah. Bukan berarti nekat pake golok atau pake linggis untuk mencongkel toko yang sedang kosong ya, bisa berabeh nanti, duh..!!

Berikut diantaranya :

·Agen Apa Saja

Agen maksud penulis adalah menjadi makelar barang dagangan, entah itu berupa barang elektronik, Handphone (baru/bekas) atau apa saja yang bisa memperoleh margin tentunya, namun harus diingat, harga pasaran harus sesuai dengan yang kita agenin. Paling tidak kita sebagai agen dapat komisi dari penjual maupun pembeli.

Pembeli suatu barang dagangan yang meminta jasa agen untuk mencari apa yang diinginkan biasanya tanpa sungkan atau malu-malu akan memberi agen komisi, minimal biaya  transport selama mencari produk yang diminta, begitu juga dengan penjual yang membutuhkan jasa agen untuk menawarkan barang yang akan dijualnya.

Penulis sendiri juga sempat berkecimpung didunia per-Agen-an, pokoknya apa yang bisa diAgen-i dilakukan, untung saja langit jauh diatas sana, coba kalau dekat, sudah penulis Agen-i. Duh..!!

Bahkan hingga kini penulis selalu dipercaya orang terdekat untuk menjualkan apa yang hendak dijual pemilik barang. Baru saja penulis dapat inbok di facebook teman satu daerah yang minta jualkan mobil Toyota Kijang keluaran tahun 1987, harga cuma Rp.35.000.000,- saja kok, kalau berminat, diadd, difollow, diping ya (makelar mode on)

[caption id="attachment_352255" align="alignleft" width="300" caption="Sebagai contoh, inilah agenanku saat ini, Toyota Kijang keluaran tahun 1987 harga cuma Rp.35.000.000,- saja kok :D"][/caption]

Disamping tanpa modal besar, margin yang didapat lumayan besar kalau pas benar-benar hoki alias untung besar. Lumayan nekat kan, weleh.. :D

·Tukang Becak

Menjadi tukang becak tidak lah perlu modal besar, sekitar tahun 2008 harga gandengan becak lengkap dengan jok penumpang serta roda samping tidak sampai Rp. 1 Juta untuk harga bekasnya, kalau lah baru paling mahal 1,8 juta.

Disamping modal gandengan becak, kita juga dituntut memiliki sepeda motor terlebih dahulu, dan hampir merata para pengangguran didaerah penulis memiliki sepeda motor. Bahkan perusahaan pembiayaan misalnya, membutuhkan seorang marketing atau kolektor juga mempersyaratkan calon pekerja harus sudah memiliki sepeda motor untuk alat transportnya, mengapa untuk menjadikan sepeda motornya menjadi becak masih mikir-mikir.

Persoalan semakin ramainya tukang becak, itu biasalah, masalah rezeki Tuhan yang atur. Seperti penulis dulu ketika menjadi tukang becak, Alhamdulillah penumpangnya rata-rata minta PP (baca : Pulang Pergi), otomatis ongkosnya rada ditambahin lagi tuh ama sewa, terlebih sewanya para janda-janda Okup (upss...baca : pekerja di panti pijat ala Sumatera), udahlah tukang nraktir, ongkos dilebihin, apalagi ...bla...bla...bla...

·Jual Pulsa All Operator

Disamping marbecak, penulis juga menjadi Agen pulsa semua operator alias yang pake model deposit gitulah, lumayan, kawan-kawan tukang becak dan pelanggan sewa juga yang kerja di okup tadi juga berlangganan pulsa. Walau resiko paling utama jual pulsa keliling itu adalah ditembak-i, alias kagak dibayar ampe akhir hayat, duh.

Hingga kini penulis buka lapak untuk jualan pulsa beserta aksesoris HP dan terkadang jual HP second punya. Kalau dihitung-hitung modalnya terbilang nekat juga loh, bisa order deposit Rp.100.000,- sudah bisa jual pulsa, masalah untung tipis dan tidak sesuai dengan pengeluaran kita, itu urusan nantilah. Masa enggak pengen nambah omset usaha lebih besar lagi.

·Pedagang Asongan

Belum pernah sih menjadi pedagang asongan, dan pasar pedagang asongan juga tidak sembarang tempat, karena tempatnya tertentu saja. Seperti di SPBU, Terminal Bus AKAP dan stasiun Bus yang tidak melarang pedagang asongan mangkal di stasiun tersebut.

Dibilang modal cukup seadanya saja, bahkan lebih utama tempat barang yang akan didagangkan saja atau gerobak mini sekali sehingga modalnya juga mini juga. Disamping itu kita harus punya koneksi ke grosir, setidaknya koneksi inilah yang memperlancar usaha kita, entah itu usaha kecil, menengah, maupun besar. Nah, bisa dihitungkan berapa modal yang keluar, dijamin enggak sampai satu juta udah bisa.

·Sate Kerang + Ampela Ati Ayam

Biasanya pedagang model ginian sering disebut “Metal” oleh teman-teman saya ketika melihat pedagang sate kerang + Ampela Ati Ayam keliling. Metal maksudnya Megang Talam, talam yang menjadi tempat membawa barang dagangnya menjadi icon pedagang sate yang hinggi kini tetap Megang Talam walau sudah memiliki sepeda motor.

Sebagian besar kini sudah banyak yang beralih menggunakan seteling yang ditaruh diatas sepede motor, namun juga tetap ada yang “Metal” dijalanan.

Bisnis ini juga tidak menggunakan modal besar, dan tetap masuk kategori Modal Nekat versi penulis.

Untuk hitung-hitungan modal serta pendapatan setiap jenis usaha yang penulis maksudkan diatas, sepertinya tidak perlu penulis bahas disini, mengingat, menimbang, serta memutuskan dalam skala apa usaha yang kita maksud tersebut akan sangat menentukan hasil akhir dari usaha yang kita jalani. Penulis sendiri juga belum menemukan puncak kejayaan itu, dan hanya sekedar menyambung hidup, setidaknya penulis tidak minta-minta atau mengemis berharap kasih.

Pernah suatu ketika seorang teman mengetahui usaha sampingan yang dilakukan isteri penulis menyatakan “usaha itu agak berkelas dikitlah, jangan yang sedang buming saja diikuti” ujarnya sembari mengingatkan penulis bahwa bisnis sampingan “Minuman Juice” itu akan lekas berakhirnya, seperti bisnis minuman yang pernah terdahulu mati total dipasaran. Namun pandangan penulis, “Juice Buah” tersebut akan relatif ada peminatnya, karena bahan utamanya adalah buah yang sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk berburu manfaat dari setiap jenis buah tertentu. Namun yang lebih mengutamakan semangat adalah, “Perut butuh makanan, kenapa harus berpikir untuk usaha yang tiada matinya”

Demikianlah kira-kira yang bisa penulis berikan kepada teman-teman yang hendak berburu pekerjaan namun belum juga menemukan pekerjaan yang sesuai dengan keinginannya, agar kiranya tetap berikhtiar, berupaya, berusaha demi menyambung hidup didunia ini, setidaknya sebagai “Batu Lompatan” dalam meniti hidup yang hanya sementara ini.

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun