[caption id="" align="aligncenter" width="640" caption="antaranews.com"][/caption]
Beberapa hari yang lalu, tepatnya hari kamis(25/12/14) enam orang pemuda dan pemudi (keliatan masih lebih muda dari saya) menghentikan sepeda motor tepat didepan kios pulsa saya yang sangat sederhana sekali sehingga susah selonjor(S5) itu. Yup, mereka menawarkan kartu perdana Telkomsel jenis Simpati biasa dan juga Loop yang Alhamdulillah lumayan cantik lah (emangnye wanite) dari Provinsi Sumatera Utara Kabupaten Asahan, atau tepatnya berasal dari Kota Kisaran.
Berhubung perdana Telkomsel di daerah saya (Bagan Batu sekitarnya) termasuk kategori langka mirip tabung gas Elpiji 3 kilo, saya ambil aja tuh barang, mumpung Telkomsel Bagan Batu sedang promo didepan Usaha Baru, gak bakalan deh kebagian perdana Telkomsel dari mereka.
Mengingat apa yang dibilang teman satu profesi, eih satu usaha, maksudnya sama2 memiliki usaha jual beli pulsa baru bekas :D . Pernah beliau dengar dari orangnya Telkomsel (main dealer) bakalan masuk kartu perdana Telkomsel (AS dan Simpati) ke Bagan Batu sekitar ribuan Pcs, namun setelah beberapa minggu setelahnya, orang Telkomsel tersebut pun berkilah, kartu Perdana Telkomsel ditarik lagi ke Dumai (markas main dealer Telkomsel).
Kok bisa.? ya bisa jadi, karena mengingat harga dipasaran termasuk kategori tinggi, "ngapa pulak kami jual murah ke reseler alias kios pulsa yang sangat sederhana sekali sehingga susah selonjor ini", begitulah mungkin dalam benak mereka, Lebih baik, lobi2 sales lain untuk menjualkan kartu perdana agar margin yang diperoleh cukup lumayan, karena salah satu kanvaser Operator lain, kini jualan kartu perdana Telkomsel area SUMBAGTENG (Sumatera Bagian Tengah, termasuk Bagan Batu area SUMBAGTENG tersebut) padahal mereka itu dilarang jualan kartu perdana keluar wilayah, dan bisa jadi sebagian oknum Kanvaser Telkomsel berjualan keluar area SUMBAGTENG seperti ke area SUMBAGUT (SUmatera Bagian Utara) karena hanya menempuh sekitar 1 jam perjalanan, area SUMBAGUT(Cikampak, Labuhanbatu Selatan) dapat ditempuh. Seperti yang saya beli kartu perdana Telkomsel dari daerah Kisaran(katanya) yang mana daerah tersebut termasuk area SUMBAGUT, bukan SUMBAGTENG.
Setelah dipikir-pikir, tuh pemuda pemudi yang menjual kartu perdana area SUMBAGUT yang katanya ngaku dari Kisaran (ASAHAN) saya tanya-tanya Kisaran dimananya.? Kok sepertinya mereka berdiskusi pelan dengan rekannya, trus salah satunya menjawab, daerah dekat Terminal Kisaran. Welah dalah.. Siapa juga tahu, kalo di Kisaran itu ada Terminal Busnya.
Jadi kesimpulannya, ya itu tadi, pertukaran wilayah penjualan Perdana Telkomsel dari satu area ke area yang lainnya. Mungkin, saya berani taruh potong "ANU" jika ditanya pihak Telkomsel di Facebook & Twitter tidak mengetahui sebab musabab langkanya perdana Telkomsel dipasaran, terutama area SUMBAGTENG dan SUMBAGUT. Bahkan dulunya, isu perdana Telkomsel akan kembali seperti pertama kalinya Telkomsel berdiri alias harga paling murah Rp.100.000,- /pcs, dan alasan nya juga bervariasi, ada yang bilang demi menghindari maraknya aksi tipu menipu via telepon seluler, dan ada yang bilang Telkomsel merugi dengan harga Telkomsel saat ini, tidak sesuai dengan modal produksi kartu perdana, manalagi pengguna membeli perdana Telkomsel cuma ambil bonusnya saja, habis bonus dan pulsa perdananya, buang. Ah, itukan bisa jadi cuma alasan mereka2 saja, yang akhirnya aku juga jadi ikut-ikutan menjelaskan ke Pelanggan yang kaget dengan harga jual kartu Perdana saat ini.
Jadi, jangan salahkan pedagang eceran (reseller) menaikkan harga jual Perdana Telkomsel, hukum ekonomi, dimana harga modal naik, harga jual juga ikut naik, mau berapa persen itu Hak Pedagang, karena jual-beli itru hukumnya Suka sama Suka, atau cinta sama cinta, waduh..!!!
udah gitu aja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H