Mohon tunggu...
Iloeng Sitorus
Iloeng Sitorus Mohon Tunggu... wiraswasta -

Hidup itu seperti hubungan suam istri.\r\nKadang diatas, kadang dibawah. :D

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Apakah Sama Antara IPAL dan Septic Tank.? BAPDEDALDA Rohil Sebut Itu IPAL

12 Januari 2015   01:26 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:20 718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu Rumah Sakit Umum Swasta yang bernama "Indah" di Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) - Riau, melalui Humasnya sempat berkilah bahwa air buangan yang menuju saluran paret menuju kepemukiman warga, air yang berasal dari kamar mandi dan dapur umum, serta air hujan ketika hujan tiba, namun sempat juga terdiam ketika warga mendapati segumpalan darah yang berada tepat disaluran paret buangan yang mengalir kepemukiman.

[caption id="attachment_390149" align="aligncenter" width="484" caption="Salah satu titik bercak darah di RSU Indah yang berada diparet buangan yang kami temukan"][/caption]

Walau tidak ditemukan saluran langsung dari tempat penampungan limbah yang berbahaya menuju pemukiman warga, segumpalan darah kental tersebut sudah cukup sebagai bukti Rumah Sakit tersebut membuang limbah medis kepemukiman. (Penampungan Limbah, menurut saya adalah septi tank, tapi menurut balasan sms dari Pegawai BAPEDALDA Rohil, Dayat, itu namanya IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah).

[caption id="attachment_390073" align="aligncenter" width="560" caption="hasil penelusuran di google dengan kata kunci "]

1420965127440840630
1420965127440840630
[/caption]

Apa benar septi tank Rumah Sakit termasuk kategori IPAL.? Akhirnya saya pun menanyakan guru yang selama ini membuatku menambah ilmu, yaitu mbah Google. Dengan kata kunci "IPAL Rumah Sakit" mesin pencari pun dikhususkan penelusuran gambar, ya itulah hasilnya seperti screenshot diatas. Tidak satupun bergambar septi tank.

Sebelumnya melalui sambungan selular, Pegawai BAPEDALDA Rohil tersebut saya minta tanggapan beliau sebagai pegawai Bapedalda serta tindakan terhadap Rumah Sakit yang sengaja membuang limbah sembarangan, beliau menyatakan harus ada surat laporan keluhan warga sekitar lokasi, beserta nama-nama warga sekitar aliran limbah dan tanda tangannya.

Disinilah letak permasalahan itu, susah meminta tanda tangan warga yang mana surat laporan sudah saya konsep di PC pribadi saya. Mereka kebanyakan segan, takut, dan tidak sedikit yang merasa berhutang budi terhadap pemilik Rumah Sakit, yang mana salah satu dari keluarga mereka bekerja di Rumah Sakit tersebut. Hal ini juga sudah saya sampaikan kepada pegawai BAPEDALDA Rohil tersebut pada hari minggu (11/01/2015).

Dengan berlandaskan permasalahan ini sudah menjadi konsumsi publik (sudah diangkat media online Beritarohil.com dan harian Dumai Pos) saya pun mencoba sms beliau, dan ternyata beliau (pegawai BAPEDALDA Rohil) tetap meminta surat laporan untuk menjadikan dasar/alasan untuk mengecek ke lokasi Rumah Sakit yang tidak jauh dari saya tersebut. Mungkin media tersebut belum/tidak konfirmasi langsung ke dinas lainnya yang terkait, sepertinya mereka tetap hanya menunggu surat laporan.

Sebelumnya, saya pun mencoba mencari tahu lembaga non pemerintahan seperti LBH Kesehatan di dunia maya tepatnya hari sabtu tanggal 10 Januari 2015, ya saya temukan LBH Kesehatan Awalindo (klik disini). Ketepatan disitu terpampang no HP Salah seorang Direktur Eksekutif LBH Kesehatan Awalindo, R. Aulia Taswin.

Didalam percakapan melalui seluler, saya mencoba menjelaskan secara ringkas kepada beliau, bahwa Rumah Sakit tersebut tidak menggunakan IPAL. Menurut beliau, Rumah Sakit wajib hukumnya memiliki IPAL sesuai dengan kelas Rumah Sakit tersebut. lantas beliau pun menyuruh saya menuliskan sms nama Rumah Sakit, alamat, permasalahan, serta peran saya sebagai apa.

Sms dengan rinci pun terkirim, namun hingga hari ini belum juga ada balasannya, mungkin beliau sedang sibuk dengan keluarga, karena hari ini kan akhir pekan.

Yang membuat saya sedih, ada beberapa orang menanyakan kepada saya, "Sudah cair apa belum loeng.?" mengingat belakangan ini saya aktif protes keberatan Rumah sakit membuang limbah kepemukiman dan yang tak jauh alirannya dengan sumur saya, tujuan dari pertanyaan itu adalah berdamai, sudah pasti damainya dengan uang. Oh... Tidak... Kalau ada yang menantang saya hanya ingin mengejar UANG, malah saya semakin giat mencari amunisi tambahan seperti konsultasi ke LBH Kesehatan Awalindo tersebut, atau lembaga-lembaga lainnya yang tentunya non pemerintahan, karena lembaga yang berbasiskan pemerintahan, saya masih ragu.

Semoga pihak2 yang faham tentang IPAL bisa menjelaskannya, biar pegawai Bapdedalda bisa mengerti, kalo saya mengerti tidaknya sih tdk pengaruh sekali, tapi boleh juga lah.

salam kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun