Mohon tunggu...
Iloeng Sitorus
Iloeng Sitorus Mohon Tunggu... wiraswasta -

Hidup itu seperti hubungan suam istri.\r\nKadang diatas, kadang dibawah. :D

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Produksi Sawit Menurun, Petani Ajak Keluarga Minum "Racun Serangga"

25 Januari 2015   07:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:25 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (antaranews.com)

[caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="ilustrasi (antaranews.com)"][/caption]

Miris, sedih, dan entah bercampur apa lagi ketika mendengar kabar seorang petani kelapa sawit di Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu - Riau, menenggak minuman racun serangga gara-gara hasil produksi Tandan Buah Sawit (TBS) menurun drastis.

Salah satu teman yang mendengar langsung penuturan penjaga kebun miliknya yang saat jenajah korban disemayamkan ikut menyaksikan atau istilahnya "melayat" pun bercerita kepada penulis.

(maaf, tanggal dan waktu belum bisa diberikan, soalnya nara sumber atau penjaga kebun sawit milik teman saya belum bisa dimintai keterangan, karena sudah terlalu malam)

Begini ceritanya pemirsa..

Sebut saja si Polan, beberapa waktu yang lalu wajah ceria itu terpancar dari raut wajahnya lantaran hasil kebun kelapa sawitnya cukup lumayan dan harga juga termasuk agak tinggi, yang mana lahan sawitnya seluas 6 Hektare sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya termasuk kebutuhan yang bukan pokok.

Mengingat hasil produksi yang lumayan tinggi dan harga yang mendukung, gaya hidup pun berubah dari yang menjadi biasa-biasa saja menjadi lumayan mewah, tak terelakkan meminjam modal ke Bank dan lain sebagainya. Waktu pun berjalan, semua kredit bank pun lancar tak ada rintangan yang begitu besar, mengingat produksi sawit dan harga masih bisa berteman, senyum ceria masih terpancar dari keluarga Polan tersebut.

Namun, sejak penghujung tahun 2014 hingga saat ini, produksi sawit hampir menyeluruh di dua Kabupaten Rokan Hulu dan Rokan Hilir mengalami penurunan drastis mencapai lebih dari 50 % menurut yang saya pantau dilapangan, bahkan ada yang dari itu, tak terkecuali lahan sawit milik ibu penulis. Dan menurut teman-teman yang memiliki kebun sawit, bukan faktor pemupukan yang menjadi penyebab anjloknya produksi sawit, mungkin sudah terlalu sering kena asap kebakaran lahan dan hutan di Riau (bisa jadi, kalau ini aku cuma mengira-ngira).

Keceriaan yang semula terpancar dari keluarga si Polan, perlahan mulai memudar sejak hasil produksi sawitnya yang seluas 6 Hektare itu hanya menghasilkan 200 - 300 kilogram saja persekali panen yang mana harga TBS masih dikisaran RP.1.100-1.200 dilapangan(kini sudah merangkak naik hingga Rp.1400 dilapangan). Dengan beban pengeluaran yang besar serta tuntutan hidup yang berat menjadi pemicu untuk segera mengakhiri kehidupan, Polan pun berpikiran pendek dengan mengajak anak-anak dan isterinya untuk berpesta menenggak minuman bersama yakni minuman "Racun serangga". Sebelum menenggak, Polan pun mengajak keluarganya untuk berdoa sebelum meninggalkan dunia.

Saat selesai berdoa, sang Isteri pun sadar dan menolak ajakan suaminya, dan anak-anaknya sempat mencicipi pahitnya minuman itu, anak-anaknya pun memilih tidak ikut pada pesta itu. Tapi si Polan tetap menenggak minuman  dan nyawa pun tak tertolong hingga pesta pun berakhir dipemakaman, isteri dan anak-anaknya menangis histeris. Para tetangga pun turut berduka yang mana hampir sama-sama mengalami kesulitan ekonomi lantaran produksi sawit tidak sebanding dengan kebutuhan sehari-hari, apalagi dibarengi dengan gaya hidup mewah.

Sepenggal kisah diatas menurut penulis benar adanya, karena bersumber dari penjaga lahan sawit milik teman yang mana beliau ikut menghadiri prosesi pemakaman. Jika hanya sekedar isu, mungkin bisa kita petik pelajaran dari kisah tersebut, untuk tidak berbuat konyol, terkhusus buat penulis(becanda).

Semoga saja hasil produksi kelapa sawit di Riau pada umumnya segera mengalami peningkatan, karena yang tidak mempunyai lahan sawit ikut kena dampaknya dan semoga tidak ada lagi si Polan-Polan berikutnya.

Salam Produksi Sawit dan Salam Kompasiana..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun