Mohon tunggu...
Iloeng Sitorus
Iloeng Sitorus Mohon Tunggu... wiraswasta -

Hidup itu seperti hubungan suam istri.\r\nKadang diatas, kadang dibawah. :D

Selanjutnya

Tutup

Humor

Seminar : Cara Jitu Cepat Kaya, Buruan Peserta Terbatas

2 Maret 2015   06:19 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:18 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

[caption id="" align="alignnone" width="670" caption="Ilustrasi : http://muslimbillionaire.com/"][/caption]

Suatu hari, sebut saja Bejo yang sehari-hari kerja menarik becak tiba-tiba tersenyum manis bak manisan jengkol campur pete ketika membaca selebaran acara seminar yang bertemakan "Cara Jitu Cepat Kaya".

Harga tiket pun terbilang cukup fantastis dan wow untuk ukuran ekonomi Bejo yang berprofesi sebagai tukang becak, yaitu sebesar Rp.5.000.000, saja (WoW juga deh).

Karena ingin menjadi kaya, Bejo pun mencoba menggadaikan becak warisan mertua satu-satunya. Namun, tidak satu pun juragan mau menerima gadaian Bejo, tapi ada satu juragan yang bersedia, itu pun harus jual beli. Saking udah ngebetnya pengen kaya dalam waktu dekat, Bejo pun diam-diam menjual tanpa sepengetahuan mertuanya yang sudah tiada.

Tiket pun dibelinya, hari "H" pun tiba, seminar pun dihadiri 200 orang yang mana memang minimal harus 200 orang yang hadir sebagai syarat terlaksananya seminar tersebut.

Pembicara seminar yang sekaligus host (irit biaya) pun berdiri di atas panggung lengkap dengan jas ala exekutif muda yang terlihat sukses, dan tak perlu panjang-panjang berbicara, beliau pun langsung ke inti pembicaraan.

"Cara jitu cepat kaya yaitu, adakan seminar seperti ini, seperti saya melakukannya" tukasnya singkat.

Bejo dan 199 lainnya yang hadir, hanya bisa bengong nan melompong. Dengan sikap optimis, Bejo masih harap-harap apa yang akan dibicarakan host sekaligus pembicara dan motivator itu memberi ilmu  agar cepat kaya.

"Baiklah hadirin, saya akan mencoba menguraikan hasil dari acara seminar ini." sang motivator pun mulai berbicara lagi. "setiap hadirin yang datang kemari masing-masing saya kenakan biaya tiket Rp.5.000.000, dikalikan 200 hadirin maka akan menghasilkan Rp.1 milyar. Dikurangi biaya sewa gedung 1 hari sebesar Rp.30.000.000, dan biaya cetak tiket dan iklan selebaran dan biaya-biaya tak terduga lainnya, kita totalkan saja Rp.200.000.000, maka saya akan mendapatkan laba senilai Rp.800.000.000" urai sang motivator dengan wajah cerah nan mempesona.

Secara matematis, Bejo percaya dan yakin jika apa yang diucapkan pembicara diseminar itu dilaksanakan, otomatis peluang untuk kaya begitu cepat. "wah, mantap juga nih. Gak usah harus 200 peserta, sepertinya bisa saya laksanakan, buatlah 100 peserta, saya udah meraup untung yang lumayan" gumamnya dalam hati.

Sehari setelah seminar, mulai lah Bejo berpikir untuk mendapatkan modal untuk mencetak selebaran serta pasang iklan di koran-koran termasuk di radio-radio yang ada di kotanya. Lagi-lagi Bejo hendak menggadaikan harta peninggalan (kali ini) orang tuanya yaitu rumah satu-satunya.

Juragan pun didapat, rumah yang seharga 70 juta itu digadaikan sebesar 20 juta, sementara masa tenggang paling lama 3 bulan. Serta keuntungan yang dijanjikan sebesar 50 juta untuk juragan tersebut.

Namun apa yang didapat.? bak pepatah, "Untung tak dapat diraih, malang tak dapat dielak"

Bejo yang tidak berpikir panjang akhirnya hanya bisa gigit jari. Dia dan 199 orang lainnya mencoba mengikuti apa yang disarankan sang motivator tersebut, tapi tidak membuahkan hasil. Loh.. Kok..??!!!

Hoalah Jo... Jo.. Embohlah yem... Opo-opo larang. Hepeng mangatur Nagaraon.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun