Media Sosial Tidak Sepenuhnya Buruk

Media sosial telah mengubah cara kita berinteraksi dengan seluruh dunia. Besarnya pengaruh media sosial terhadap peradaban manusia dan seluruh interaksi sosial sulit untuk dilebih-lebihkan. Dengan media sosial, orang di seluruh dunia dapat berkomunikasi secara instan. 

Beberapa orang percaya bahwa media sosial tidak melakukan apa-apa selain memecahkan umat manusia dan memberikan alat bagi orang jahat untuk menyebarkan misinformasi, sementara ada yang menganggapnya sebagai hal sempurna. Namun menurut pendapat pribadi saya, media sosial adalah perpaduan keduanya. Secara keseluruhan, media sosial telah menciptakan masyarakat yang jauh lebih terpecah tetapi terinformasi.

Dioptimisasi untuk menciptakan ekstremis

Putaran Umpan Balik

Di sebagian besar situs media sosial seperti YouTube atau Instagram, pengguna dapat memilih secara spesifik hal apa yang ingin mereka lihat. Namun setelah beberapa saat, algoritme platform tersebut dapat melihat pola dalam perilaku menonton penggunanya dan merekomendasikan konten yang serupa. 

Algoritme situs-situs ini diprogram dan dilatih khusus untuk meningkatkan waktu pengguna berada di situs. Karena orang yang memiliki pendapat kuat terhadap suatu topik akan lebih banyak mengonsumsi media, algoritme situs akan memberi rekomendasi yang terus menerus semakin ekstrim.  

Sebagai contoh, seseorang mungkin mencoba mencari tahu tentang sebuah masalah politik yang tidak mereka ketahui dan secara asal memilih artikel atau video yang memiliki opini yang sedikit condong ke satu sisi. 

Oleh karena itu, algoritme akan merekomendasikan konten lain dengan opini yang serupa, atau lebih ekstrem ke arah opini itu. Pada akhirnya, orang tersebut akan ditarik ke satu sisi tertentu dari topik, dan semua yang mereka lihat atau cari akan disesuaikan dengan pandangan itu.

Ruang Gema

Dalam topik yang sama, juga ada komunitas dan forum online. Situs seperti Facebook dan Reddit memberi opsi bagi pengguna untuk bergabung dengan komunitas-komunitas untuk berbicara dengan pengguna lain yang berpikiran sama tentang hanya satu topik tertentu. 

Komunitas-komunitas ini tidak seperti dunia nyata di mana anda bisa bertemu orang yang setuju pada beberapa topik tetapi tidak setuju dengan yang lain. Di dunia nyata, orang-orang dengan pendapat yang berbeda dapat bertemu secara tidak sengaja dan bertukar ide. 

Secara kontras, situs-situs ini memungkinkan pengguna untuk memilih dengan spesifik siapa saja yang mereka ingin termui dan melihat ribuan orang yang tak berwajah yang berpikiran sama dengan mereka. 

Semakin lama seseorang menghabiskan waktu di situs-situs ini, semakin besar kemungkinan mereka untuk tidak pernah bertemu seseorang dengan pendapat yang berbeda dari mereka. 

Pandangan mereka tentang orang yang bertentangan pendapat dengan mereka akan terbentuk sepenuhnya dari kata-kata orang lain. Di media sosial, semuanya berada di dunia mereka masing-masing. Apabila dua orang dengan pendapat yang bertentangan bertemu, kedua orang ini tidak akan pernah mencapai kesepakatan karena mereka sudah membenci satu sama lain akibat bincangan orang lain di komunitas mereka.

Apakah misinformasi meningkat atau menurun?

Meskipun itu, akibat media sosial, tingkat perpecahan pada tingkat ini hanya terjadi pada perselisihan subjektif. Baik itu politik, kehidupan, atau hal kecil seperti game. 

Tentu saja, masih ada komunitas dengan sudut pandang yang salah secara objektif, tetapi kenyataannya, mereka telah berkurang secara signifikan setelah munculnya internet. 

Saat komunikasi jarak jauh tak terbatas menjadi lebih umum, informasi menjadi lebih mudah diakses. Dengan informasi baru yang datang dari tempat lain, dan para ahli yang sekarang dapat membagikan penelitian mereka secara bebadan efektif, sebagian besar masyarakat menjadi lebih terinformasi. s 

Sebuah contoh adalah penurunan drastis dalam penggunaan obat kuno palsu untuk menyembuhkan penyakit berat seperti kanker (meskipun banyak orang masih percaya pada metode yang tidak efektif untuk menyembuhkan penyakit ringan), dan warga negara dari banyak negara mempelajari hal-hal mengerikan yang dilakukan oleh pemerintah mereka jauh di masa lalu atau bahkan di masa ini. 

Pada era internet, tampaknya adalah bahwa misinformasi menjadi jauh lebih umum, tetapi itu hanya efek samping dari banyaknya suara berbeda yang dapat didengar oleh seorang indidivu. 

Sebelum adanya media sosial, seseorang mungkin telah melihat jutaan orang yang berbeda, tetapi paling hanya pernah mendengar kepercayaan dari ratusan orang. Namun dengan adanya media sosial, angka tersebut telah berubah menjadi ribuan, bahkan mungkin jutaan. Penyebar misinformasi sudah ada dari dulu. Setidaknya sekarang orang yang ingin melawan misinformasi dapat melawan balik.

Jadi kesimpulannya: Platform media sosial tertentu telah membuat masyarakat semakin terpecah belah dengan menciptakan ruang gema sempurna yang mengubah kepercayaan biasa menjadi versi yang semakin ekstrim; namun, media sosial juga telah membuat semua orang menjadi lebih terinformasi, setidaknya untuk saat ini. 

Meskipun mungkin terasa seperti masyarakat lebih terpecah belah sekarang dibandingkan masa lalu, atau hoax lebih sering muncul saat ini, itu hanyalah ilusi yang disebabkan oleh meningkatnya jumlah sudut pandang yang dapat kita lihat. Pada akhirnya, saya berharap kita semua bisa sepakat bahwa media sosial tidak sempurna, tapi juga bukan ciptaan iblis. Tapi bahwa sosial media hanyalah sebuah langkah dalam evolusi manusia sebagai spesies.