Walau batangmu tinggi, engkau tetap menundukkan daunmu
Engkau adalah cikalku
Jangan pernah ingin menjadi melati
Meski indah, engkau hanya di petik lantas layu dan tercampak mati
Setelah mati, bagaimana dengan aku sebagai pijakanmu?
Rasaku takkan aku sanggup menatapmu terpaku membusuk di tepi sungai
Aku titipkan sepita harapan pada bungkil mu
Ku patrikan dalam dalam tempurung mu
Tetaplah engkau tumbuh sebagai gelugu yang bijak
Menjadi segala kebutuhan setiap nafas yang berhembus
Lupakan omen yang merusak jantungmu
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!