Mohon tunggu...
Ilmiyah15
Ilmiyah15 Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Persahabatan atau Perasaan

22 April 2018   12:42 Diperbarui: 22 April 2018   12:59 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Instagram: @fahfahfahs

Persahabatan atau Perasaan
Kita berhak memilih harus jatuh cinta atau tidak, tetapi kita tak bisa memilih dengan siapa kita harus jatuh cinta. Karena rasa cinta itu muncul begitu saja, entah karena rasa nyaman atau bahkan karena sebuah perhatian dari seorang teman, yang tanpa kita sadari rasa itu terus tumbuh dan berkembang berjalan melewati lorong-lorong kehidupan.

Apakah salah kita jatuh cinta pada teman sendiri?? Kita tak berharap dan tak menginginkan hal itu terjadi, namun mau bagaimana lagi? rasa itu muncul begitu saja tanpa permisi, membawa sejuta makna dan segudang imaginasi. Menemani setiap langkah kaki, menghadirkan kebahagiaan di setiap sisi, menciptakan sebuah ilusi yang tak mampu diungkapkan dengan kata-kata atau puisi.
Namun akhirnya justru rasa inilah yang membuat kita dilema, karena kita harus memilih harus tetap mempertahankan pertemanan ataukah harus mengikuti perasaan yang kita rasakan. 

Sungguh itu adalah dua pilihan yang sulit untuk kita tentukan. Ada setitik keinginan untuk memilih untuk mengikuti perasaan, tapi berat dengan pertemanan yang telah lama kita jalani dan kita perjuangkan.

Sebagian orang beranggapan jika hal itu adalah sesuatu yang salah, mungkin karena seseorang yang mereka sukai tidak memiliki perasaan yang sama dengannya dan hanya menganggapnya sebagai teman biasa. Oleh karena itu, dia memutuskan untuk mengubur dalam-dalam rasa yang tengah dirasanya dan lebih memilih persahabatannya.

Namun, sebagian orang juga beranggapan bahwa itu adalah hal yang lumrah terjadi. Jadi, sah-sah saja jika kita mencintai seseorang walaupun teman kita sendiri , karena mungkin juga seseorang yang mereka cintai pun memiliki perasaan yang sama dengan kita. Oleh karena itu, dia memutuskan untuk mengikuti perasaanya dan akan tetap menjadikan seseorang itu sebagai teman hidupnya untuk selamanya.
Jadi, memilih pertemanan atau perasaan adalah sah-sah saja, tergantung bagaimana kita menyikapinya dan menerima konsekuensi yang diakibatkannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun