Mohon tunggu...
Ilmiyah15
Ilmiyah15 Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sang Pengabdi yang Terabaikan

11 Maret 2018   01:15 Diperbarui: 11 Maret 2018   01:39 636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sang Pengabdi Yang Terabaikan

Seorang guru adalah ladang ilmu yang mengajarkan dan mendidik kita dengan sepenuh hati dan kasih sayang. Tanpa mengharapkan balas jasa atau mengharap penghargaan. Namun beliau dengan gigih dan penuh kasih mengajarkan kita apa arti kehidupan yang sebenarnya. Beliau tidak pernah mengeluh apalagi merasa lelah karena mereka melakukan pekerjaanya dengan lillah.

Mayoritas orang awam menganggap remeh, bahkan memandang sebelah mata pekerjaan seorang guru. Sebab mereka tidak mengerti hakikat pekerjaan guru yang sebenarnya, mereka hanya melihat dari sisi luarnya saja tanpa melihat apa yang telah dikerjakan, dipersiapkan, diperjuangkan dan dikorbankan oleh seorang guru. Kerap kali para guru harus mengorbankan banyak hal demi kepentingan anak didiknya. 

Bahkan tidak jarang dari mereka rela mengorbankan kepentingan pribadinya demi memperjuangkan pendidikan. Jasa beliau tidak dapat dipandang ringan, karena bukan hanya ilmu pengetahuan yang mereka ajarkan, tapi  belajar keikhlasan dan juga ketulusan. Beliau mengajarkan untuk rela berjuang tanpa dipandang, rela berkorban tanpa menuntut balasan, dan rela mengabdi tanpa harus dihormati.

Sungguh miris kehidupan seorang guru, mereka harus berjuang keras hingga seluruh tenaga dan pikirannya terkuras, demi sebutir beras, untuk bertahan hidup dalam kehidupan yang ganas,walau harus menghadapi kaum penindas. Selain itu, menjadi seorang guru bukan hanya sekedar pekerjaan, tapi seorang guru adalah pelukis masa depan. 

Beliau bertarung melawan kebodohan demi mewujudkan cita-cita dan secercah harapan. Tanpa mengharap imbalan dan balasan, beliau dengan ikhlas membimbing dan mengajarkan betapa pentingnya ilmu pengetahuan.

Guru, jasamu tidak dapat diukur dengan uang atau bahkan dengan butiran pasir dilautan. Engkau adalah malaikat yang diutuskan tuhan untuk membebaskan kami dari ketertinggalan. Menciptakan generasi emas yang kaya dengan keilmuan dan menjunjung tinggi norma kesusilaan. Biarkan namamu kan selalu ku kenang, di dalam lubuk hatiku yang paling dalam, sebagai pahlawan pewujud masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun