Nama : Ilmi Hafidhah
Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) SEBI, Depok
Artikel terkait Manajemen Risiko
Pada umumnya setiap orang ataupun perusahaan selalu berusaha untuk meminimalisir risiko-risiko yang mungkin akan terjadi. karena pada prinsipnya seseorang ataupun perusahaan ingin merasa aman, nyaman, tentram dan tidak merugi. Namun risiko merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari dan tidak dapat dipisahkan dari suatu kehidupan, bahwa tidak ada hidup tanpa risiko, demikian juga pada suatu organisasi maupun perusahaan.¹
Definisi risiko
Menurut Joel G. Siegel dan Jae K.Shim (Irham Fahmi,2010) mendefinisikan risiko ada 3 hal, yaitu :
pertama adalah keadaan yang mengarahkan kepada sekumpulan hasil khusus, dimana hasilnya dapat diperoleh dengan kemungkinan yang telah diketahui oleh pengambilan keputusan.
Kedua adalah variasi dalam keuntungan, penjualan, atau variabel keuangan lainnya.
Ketiga adalah kemungkinan dari sebuah masalah keuangan yang mempengaruhi kinerja operasi perusahaan atau posisi keuangan, seperti risiko ekonomi, ketidakpastian politik, dan masalah industri.
Risiko merupakan bagian dari kehidupan manusia maupun perusahaan.
Segala sesuatu yang kita hadapi mungkin selalu mengandung ketidakpastian dan penuh risiko. oleh karena itu, kita tidak tahu persis apa yang akan terjadi pada masa yang akan mendatang. bisa jadi apa yang kita rencanakan pada masa yang akan datang saat pelaksanaannya akan gagal tidak sesuai dengan harapan kita.Â
Kerana kondisinya tidak sama dengan apa yang kita prediksikan sebelumnya ketika kegagalan itu terjadi oleh berbagai faktor yang menyebabkannya, bisa jadi kita akan mendapatkan risiko kerugian baik materi maupun nonmateri dalam berbagai bentuk.Â
Oleh karena itu tentu saja kita harus memperhatikan bagaimana ketidakpastian itu kita ubah 100% menjadi yang pasti. Dengan melalui analisis dan diagnosis yang tepat diharapkan manajemen risiko akan bisa memprediksi kemungkinan risiko yang akan terjadi, sehingga kita dapat meminimalisir kerugian dari risiko tersebut apabila hal-hal yang tidak diinginkan terjadi, karena sudah diprediksikan sebelumnya dan dipersiapkan antisipasinya.
Karakteristik Risiko
Risiko mempunyai karakteristik diantaranya adalah
Merupakan ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa
Merupakan ketidakpastian yang bila terjadi akan menimbulkan kerugian
Sebab-sebab terjadinya Risiko
Tenggang waktu antara perencanaan suatu kegiatan sampai kegiatan itu berakhir, di mana makin panjang tenggang waktunya akan makin besar ketidakpastiannya.
Keterbatasan informasi yang tersedia yang diperlukan untuk menyusun rencana.
Keterbatasan pengetahuan atau kemampuan pengambilan keputusan dari perencanaan (Herman darmawi, 2004: 21)
Langkah-langkah proses manajemen risikoÂ
1. Identifikasi risiko ( identify risk)
banyak potensi risiko yang menghadang perusahaan perusahaan yang mencari laba, demikian juga dengan organisasi nirlaba, maupun orang perorang. Oleh karena itu, langkah pertama dalam proses manajemen risiko adalah mengidentifikasi atau mengenal pasti bahaya atau ancaman risiko yang relevan.
2. Evaluasi risiko
Langkah kedua adalah kita perlu melakukan evaluasi untuk setiap sumber risiko yang telah diidentifikasi. Pada tahap ini, risiko dapat dikategorikan berdasarkan frekuensi atau berdasarkan seringnya kerugian terjadi. Selain itu perlu juga dianalisis besarnya atau tingkat kekejaman risiko. Harus dipertimbangkan besarnya kerugian paling mungkin terjadi dan kerugian maksimum yang mungkin terjadi. Di dalam mengevaluasi risiko secara menyeluruh perlu dikaji derajat risiko dengan cara-cara yang akurat.
3. Memilih teknik manajemen risiko
Hasil analisis pada langkah kedua adalah digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan cara-cara yang akan digunakan menangani risiko. Untuk situasi tertentu mungkin tidak perlu tindakan lebih lanjut. Tetapi pada situasi lain, harus digunakan cara-cara canggih untuk mendanai potensi kerugian yang sangat mungkin terjadi.
4. Implementasi dan kaji ulang keputusan manajemen risiko
Langkah berikutnya adalah keputusan tentang metode optimal untuk menangani risiko yang telah diidentifikasi, organisasi atau seseorang harus mengimplementasikan metode yang dipilih. akan tetapi, manajemen risiko harus merupakan proses yang terus-menerus di mana keputusan-keputusan terdahulu, yang telah diputuskan, harus dikaji ulang secara teratur.Â
Jika muncul risiko baru atau terjadi perubahan signifikan dari kerugian yang diharapkan, atau keadaan semakin memburuk.² Risiko tidak selalu bersifat statis mengharuskan analisis kembali keputusan dan analisis yang sudah lalu. Oleh karena itu, keputusan manajemen risiko harus selalu berkala untuk mengkaji risiko-risiko yang telah atau yang akan terjadi.
Referensi:
¹ R Maralis, A Triyono, Manajemen Risiko (2109)-books.google.com
² Hinsa Siahaan, manajemen risiko (2013)-books.google.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H