Mohon tunggu...
Ilmihafidhah 10
Ilmihafidhah 10 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ilmi Hafidhah

Bismillahirrahmanirrahim

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Manajemen Risiko

14 Juli 2021   14:45 Diperbarui: 14 Juli 2021   21:23 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Nama : Ilmi Hafidhah

Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) SEBI, Depok

Artikel terkait Manajemen Risiko

MANAJEMEN RISIKO

Pada umumnya setiap orang ataupun perusahaan selalu berusaha untuk meminimalisir risiko-risiko yang mungkin akan terjadi. karena pada prinsipnya seseorang ataupun perusahaan ingin merasa aman, nyaman, tentram dan tidak merugi. Namun risiko merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari dan tidak dapat dipisahkan dari suatu kehidupan, bahwa tidak ada hidup tanpa risiko, demikian juga pada suatu organisasi maupun perusahaan.¹

Definisi risiko

Menurut Joel G. Siegel dan Jae K.Shim (Irham Fahmi,2010) mendefinisikan risiko ada 3 hal, yaitu :

pertama adalah keadaan yang mengarahkan kepada sekumpulan hasil khusus, dimana hasilnya dapat diperoleh dengan kemungkinan yang telah diketahui oleh pengambilan keputusan.

Kedua adalah variasi dalam keuntungan, penjualan, atau variabel keuangan lainnya.

Ketiga adalah kemungkinan dari sebuah masalah keuangan yang mempengaruhi kinerja operasi perusahaan atau posisi keuangan, seperti risiko ekonomi, ketidakpastian politik, dan masalah industri.

Risiko merupakan bagian dari kehidupan manusia maupun perusahaan.

Segala sesuatu yang kita hadapi mungkin selalu mengandung ketidakpastian dan penuh risiko. oleh karena itu, kita tidak tahu persis apa yang akan terjadi pada masa yang akan mendatang. bisa jadi apa yang kita rencanakan pada masa yang akan datang saat pelaksanaannya akan gagal tidak sesuai dengan harapan kita. 

Kerana kondisinya tidak sama dengan apa yang kita prediksikan sebelumnya ketika kegagalan itu terjadi oleh berbagai faktor yang menyebabkannya, bisa jadi kita akan mendapatkan risiko kerugian baik materi maupun nonmateri dalam berbagai bentuk. 

Oleh karena itu tentu saja kita harus memperhatikan bagaimana ketidakpastian itu kita ubah 100% menjadi yang pasti. Dengan melalui analisis dan diagnosis yang tepat diharapkan manajemen risiko akan bisa memprediksi kemungkinan risiko yang akan terjadi, sehingga kita dapat meminimalisir kerugian dari risiko tersebut apabila hal-hal yang tidak diinginkan terjadi, karena sudah diprediksikan sebelumnya dan dipersiapkan antisipasinya.

Karakteristik Risiko

Risiko mempunyai karakteristik diantaranya adalah

Merupakan ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa

Merupakan ketidakpastian yang bila terjadi akan menimbulkan kerugian

Sebab-sebab terjadinya Risiko

Tenggang waktu antara perencanaan suatu kegiatan sampai kegiatan itu berakhir, di mana makin panjang tenggang waktunya akan makin besar ketidakpastiannya.

Keterbatasan informasi yang tersedia yang diperlukan untuk menyusun rencana.

Keterbatasan pengetahuan atau kemampuan pengambilan keputusan dari perencanaan (Herman darmawi, 2004: 21)

Langkah-langkah proses manajemen risiko 

1. Identifikasi risiko ( identify risk)

banyak potensi risiko yang menghadang perusahaan perusahaan yang mencari laba, demikian juga dengan organisasi nirlaba, maupun orang perorang. Oleh karena itu, langkah pertama dalam proses manajemen risiko adalah mengidentifikasi atau mengenal pasti bahaya atau ancaman risiko yang relevan.

2. Evaluasi risiko

Langkah kedua adalah kita perlu melakukan evaluasi untuk setiap sumber risiko yang telah diidentifikasi. Pada tahap ini, risiko dapat dikategorikan berdasarkan frekuensi atau berdasarkan seringnya kerugian terjadi. Selain itu perlu juga dianalisis besarnya atau tingkat kekejaman risiko. Harus dipertimbangkan besarnya kerugian paling mungkin terjadi dan kerugian maksimum yang mungkin terjadi. Di dalam mengevaluasi risiko secara menyeluruh perlu dikaji derajat risiko dengan cara-cara yang akurat.

3. Memilih teknik manajemen risiko

Hasil analisis pada langkah kedua adalah digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan cara-cara yang akan digunakan menangani risiko. Untuk situasi tertentu mungkin tidak perlu tindakan lebih lanjut. Tetapi pada situasi lain, harus digunakan cara-cara canggih untuk mendanai potensi kerugian yang sangat mungkin terjadi.

4. Implementasi dan kaji ulang keputusan manajemen risiko

Langkah berikutnya adalah keputusan tentang metode optimal untuk menangani risiko yang telah diidentifikasi, organisasi atau seseorang harus mengimplementasikan metode yang dipilih. akan tetapi, manajemen risiko harus merupakan proses yang terus-menerus di mana keputusan-keputusan terdahulu, yang telah diputuskan, harus dikaji ulang secara teratur. 

Jika muncul risiko baru atau terjadi perubahan signifikan dari kerugian yang diharapkan, atau keadaan semakin memburuk.² Risiko tidak selalu bersifat statis mengharuskan analisis kembali keputusan dan analisis yang sudah lalu. Oleh karena itu, keputusan manajemen risiko harus selalu berkala untuk mengkaji risiko-risiko yang telah atau yang akan terjadi.

Referensi:

¹ R Maralis, A Triyono, Manajemen Risiko (2109)-books.google.com

² Hinsa Siahaan, manajemen risiko (2013)-books.google.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun