Hambatan Komunikasi dalam PendidikanÂ
Menurut Burhanuddin (2014) ada beberapa komponen yang menjadi hambatan komunikasi selama proses pembelajaran atau dikenal dengan istilah barriers atau noises. Faktor hambatan tersebut adalah:
Faktor Internal merupakan hambatan yang berasal dari dalam diri siswa, berupa:
- Hambatan psikologis: Hambatan ini meliputi minat, sikap, pendapat,kepercayaan, intelegensi, dan pengetahuan.
- Hambatan fisik: Hambatan ini meliputi kelelahan, sakit, ketidakmampuan untuk menggunakan indra, dan cacat tubuh.
Para Guru perlu tidak boleh memaksa siswanya untuk memahami materi dengan cepat. Guru harus memeriksa keadaan kelas jika ada yang dapat menghambat proses penerimaan pesan.
Faktor Eksternal merupakan hambatan yang berasal dari luar diri siswa, berupa:
- Hambatan budaya: Hambatan ini meliputi membedakan adat istiadat, norma sosial, kepercayaan, dan nilai-nilai panutan.
- Hambatan lingkungan: Hambatan yang ditimbulkan oleh keadaan dan kondisi lingkungan. Proses pembelajaran yang dilakukan di tempat sejuk, tenang, dan nyaman, tentu akan berbeda hasilnya jika dibandingkan dengan pembelajaran yang dilakukan di kelas yang bising, panas, dan ramai, hasilnya pasti akan berbeda.
Kemampuan Guru dalam Berkomunikasi
Agar dapat berkomunikasi dengan baik, guru harus memiliki kemampuan berbahasa dengan baik. Siswa perlu menggunakan dan memahami kosa kata yang luas karena hanya dengan menggunakan beberapa kata siswa tidak akan memahami artinya. Guru harus memiliki pengetahuan tentang struktur kalimat dan ejaan yang benar karena struktur kalimat dan ejaan yang salah akan ditiru oleh siswa secara tidak tepat dan dapat menyebabkan kebingungan. Selain itu, sangat penting bahwa guru perlu menguasai ucapan dan ragam bahasa yang tepat. Semua orang memiliki bawaan suara dan logat mereka sendiri, tetapi guru harus berusaha untuk menggunakan logat bahasa Indonesia yang benar.
Dalam pendidikan kurangnya komunikasi dapat menciptakan tantangan yang signifikan. Dampaknya seperti tidak  dapat memahami tujuan pendidikan, kesulitan dalam evaluasi dan pembinaan, rendahnya partisipasi siswa, metode pengajaran yang tidak sesuai, dan kurangnya keterlibatan orang tua. Meningkatkan komunikasi yang efektif di antara semua pihak terkait penting untuk mengatasi permasalahan ini dan meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan.
Peran Komunikasi Bagi PendidikanÂ
Untuk meningkatkan keberhasilan pelaksanaan tugasnya dalam penyelenggaraan belajar dan pembelajaran, selain  seperti kompetensi pedagogis, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, guru juga harus memiliki keterampilan sosial, khususnya keterampilan komunikasi, karena komunikasi adalah alat utama dalam proses belajar.
Dalam unsur-unsur komunikasi terdapat timbal balik/ feedback yaitu nformasi yang dikirim dari siswa ke komunikator (guru) sebagai tanggapan atas pesan yang disampaikan komunikator. Dalam pendidikan umpan balik sangat penting untuk keberhasilan belajar. Guru dapat  mengetahui apakah siswa memahami materi yang diberikan dan apa kesulitan mereka dalam memahaminya jika ada indakan remedial apa yang perlu dilakukan. Sebaliknya, jika hasil belajar kurang memuaskan, guru dapat memberikan umpan balik dalam bentuk nilai atas pekerjaan merela. Umpan balik ini akan mengingatkan siswa tentang sejauh mana mereka menguasai topik yang dipelajari. Berdasarkan umpan balik ini, siswa dapat membuat keputusan tentang apa yang harus mereka lakukan untuk meningkatkan hasil belajar mereka.