Kami Memilihmu
Kami rakyat memilihmu,
Dengan harapan yang setinggi langit
Agar kau sampaikan impian kami,
Agar kau wujudkan misi kami.
Kami memilihmu,
Dengan hati yang penuh percaya,
Bahwa kau akan memenuhi semua nazar,
Bahwa kau akan memihak rakyat,
Menjadi suara di setiap napas
Namun apa yang terjadi?
Janji seakan jadi ilusi,
Impian tenggelam dalam senyap,
Misi terbelenggu dalam ragu,
Dan suara kami,
Tak lagi kau dengar, tak lagi kau peduli.
Kekuasaan mengubah nada suaramu,
Dari janji-janji manis yang pernah kau sampaikan,
Menjadi bisikan-bisikan yang semakin jauh,
Dari harapan kami yang kau tinggalkan.
Kami hanya ingin didengar,
Namun kekuasaan membuatmu tuli,
Kami hanya ingin diperjuangkan,
Namun kekuasaan membuatmu lupa,
Apakah harus kami bergerak ,
Agar kau melihat dengan mata terbuka,
Agar kau sadar akan semuaharapan,
Yang selama ini kau abaikan?
Apakah harus kami teriak keras,
Agar kau mendengar jeritan suara,
Agar suara kami menggetarkan hati mu,
Yang mungkin sudah terbungkus  kekuasaan?
Kami hanya ingin diperhatikan,
Kami hanya ingin didengar,
Namun, sampai kapan harus menunggu?
Sampai kapan suara kami bergema?
Kami sudah tak sabar lagi,
Kami tak akan diam lagi,
Kami akan berdiri dan berteriak lagi,
Hingga suara kami tak diabaikan lagi.
Hilang kepercayaanku padamu,
Bukan karena satu kesalahan,
Namun karena janji yang kau ingkari,
Dan kata-kata yang tak lagi berarti.
Kau membuatku ragu,
Apakah kau pernah sungguh-sungguh?
Atau hanya sekadar kata-kata manis,
Yang hilang ditelan kekuasaan yang kau rengkuh?
 Probolinggo, 25 Agustus 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H