Mohon tunggu...
Muhammad arifiyanto
Muhammad arifiyanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Wirausaha yang menyalurkan hobinya dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hitam

19 Agustus 2024   12:26 Diperbarui: 19 Agustus 2024   12:28 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://id.pngtree.com/

"Hitam? Kenapa kamu suka warna hitam?" Fina akhirnya bertanya, suaranya penuh rasa ingin tahu.

"Ya, hitam itu kan warna yang gelap," kata Riri. "Bikin seram, misterius, dan nggak ada cerianya. Bukannya lebih baik memilih warna yang terang?"

Rafi tersenyum lagi, kali ini lebih lebar. "Kalian mungkin menganggap hitam itu seram karena gelap. Tapi menurutku, justru karena gelap itulah hitam jadi menarik. Hitam itu misterius, tapi di dalam misteri itu ada kekuatan dan kedalaman yang nggak semua orang bisa lihat."

Fina, Riri, dan Siti semakin penasaran. Mereka belum pernah mendengar penjelasan seperti itu sebelumnya. Mereka menunggu dengan sabar sementara Rafi merangkai kata-katanya.

"Coba kalian pikirkan ini," lanjut Rafi, menatap langit yang kini mulai ditutupi awan kelabu. "Saat malam hari, langit berubah jadi hitam, kan? Tapi justru di saat itulah bintang-bintang terlihat paling terang. Kalau langit selalu terang, mungkin kita nggak akan bisa melihat betapa indahnya bintang-bintang itu."

Ketiga temannya mulai mengangguk-angguk, mulai memahami apa yang dimaksud Rafi. Tetapi Riri, yang selalu penasaran, masih ingin tahu lebih banyak. "Tapi, Rafi, hitam kan juga dianggap sebagai warna kesedihan. Orang-orang pakai baju hitam saat ada yang meninggal. Nggak takut kalau orang lain jadi salah paham?"

Rafi menggeleng pelan. "Memang benar, hitam sering dianggap sebagai warna kesedihan. Tapi justru karena itulah hitam punya peran penting. Saat kita merasa sedih, hitam bisa membantu kita untuk merenung, untuk melihat ke dalam diri sendiri. Dan kadang, dari situ kita bisa menemukan kekuatan baru untuk bangkit."

Siti yang sedari tadi diam, akhirnya ikut berbicara. "Tapi kenapa kamu lebih suka hitam dibanding warna lain, Rafi? Apa nggak ada warna lain yang bisa membuatmu merasa nyaman?"

Rafi merenung sejenak sebelum menjawab. "Aku suka hitam karena sederhana. Warna ini nggak mencolok, tapi justru di situ letak keindahannya. Hitam bisa membuat warna lain terlihat lebih menonjol. Misalnya, coba kalian bayangkan kalau kalian menggambar sesuatu, seperti matahari atau bunga. Kalau latarnya putih, itu biasa saja. Tapi kalau latarnya hitam, warna-warna terang jadi lebih hidup dan menarik perhatian."

Fina, yang selalu suka menggambar, mulai mengerti apa yang dimaksud Rafi. "Jadi, hitam itu semacam kanvas yang bisa membuat warna lain terlihat lebih jelas?"

"Benar," jawab Rafi. "Dan selain itu, hitam juga bisa melambangkan keteguhan hati. Hitam nggak mudah tergoyahkan. Meski sering dianggap tidak ceria, warna ini tetap ada dan bisa memberikan perlindungan. Bahkan, banyak orang memilih pakai baju hitam saat mereka ingin terlihat rapi dan serius."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun