Bunga Matahari
Â
Di sebuah desa yang  sunyi. Angin berbisik lembut. Burung-burung bernyanyi riang. sebuah kebun bunga yang mempesona tampak di ujung desa. Kebun itu milik seorang gadis bernama Sari. Setiap pagi, Sari merawat bunga-bunga di kebunnya dengan penuh kasih.Berbagai macam bunga mekar indah di kebun tersebut salah satunya adalah bunga matahari.  Ya bunga matahari inilah bunga  kesayangannya.
Bunga matahari atau dalam bahasa latinnya bernama Heliantus Anuus L memiliki makna yang mendalam tentang cinta. Bunga matahari melambangkan keberanian dan kekuatan cinta, Â pun memiliki makna keberanian dan keteguhan. Â Sari berharap suatu ketika ada sesorang yang dapat mengisi hatinya dengan memberikan sekuntum bunga matahari sebagai tanda cintanya.
Suatu hari, saat Sari sedang menyirami bunga-bunga matahari, seorang pemuda bernama Andi berjalan melewati kebunnya. Andi adalah seorang pelukis yang baru pindah ke desa itu untuk mencari inspirasi. Mata Andi terpaku pada kebun yang penuh warna-warni dan senyum cerah dari bunga-bunga matahari. Tanpa sadar, langkahnya membawanya masuk ke dalam kebun itu.
"Permisi, kebun ini indah sekali," kata Andi dengan suara yang lembut, membuat Sari menoleh.
Sari tersenyum ramah. "Terima kasih. Aku menanamnya sendiri."
Andi mendekat, matanya berbinar menatap bunga-bunga yang tertata rapi.
"Apakah aku boleh melukis kebun ini? Sepertinya tempat ini penuh dengan kehangatan."
Sari mengangguk, sedikit gugup tapi juga penasaran. Belum pernah ada yang meminta melukis kebunnya.
 "Tentu, dengan senang hati."
Setiap sore, Andi datang ke kebun itu dengan perlengkapannya. Sari yang biasanya bekerja sendirian, kini merasa ditemani oleh suara halus kuas yang menyentuh kanvas. Mereka sering berbincang tentang banyak hal, mulai dari bunga, lukisan, hingga kehidupan. Hari demi hari, kebun itu bukan hanya menjadi tempat Andi melukis, tetapi juga tempat mereka berbagi cerita dan tawa.
Suatu senja, saat matahari mulai tenggelam dan langit berubah menjadi jingga, Andi menyelesaikan lukisannya. Dia memanggil Sari untuk melihat hasilnya. Di atas kanvas, tergambar kebun bunga yang menakjubkan, dengan bunga matahari yang bersinar di tengahnya. Namun, bukan hanya bunga-bunga itu yang membuat lukisan itu indah. Ada sesuatu yang lain di sana---sepasang matahari kecil di sudut kanvas, saling menyapa dengan hangat. Itu adalah bayangan mereka berdua.
Sari menatap lukisan itu dengan mata berkaca-kaca. Dia menyadari sesuatu yang telah lama terpendam dalam hatinya
"Lukisan ini indah sekali," katanya pelan.
Andi menatap Sari dengan senyum lembut. "Kebun ini memang indah, tapi yang membuatnya berarti adalah kamu, Sari."
Aku cinta padamu Sari, i love u " tulus dalam hati Andi mengungkapkan perasaan terdalamnya. Seraya menggenggam erat tangan Sari . Dia berharap kata-kata itu bisa menyampaikan seluruh perasaan yang ada di hatinya
" aku serahkan sekuntum bunga matahari ini, sebagai bukti kekuatan cintaku dan aku siap menghadapi segala tantangan bersamamu" Â ucap Andi dengan penuh keyakinan, sambil menatap dalam-dalam mata kekasihnya.
Ketika kata-kata itu keluar dari bibir Andi, Sari merasakan jantungnya berdetak lebih cepat. Perasaan hangat menjalar di dadanya, membuatnya sejenak terdiam. Pandangan mereka bertemu, dan dalam tatapan mata AndiSeperti bunga matahari yang selalu mencari sinar matahari, hatinya kini telah menemukan sinar yang lain. Cinta itu telah menyapa, seperti angin lembut yang membelai bunga di kebunnya.
Sari mengangguk pelan, senyum mengembang di wajahnya. Mereka berdiri di sana, di antara bunga-bunga matahari yang tersenyum, merasakan bahwa cinta telah menemukan jalannya. Hari itu, kebun bunga Sari tidak hanya dipenuhi oleh keindahan alam, tapi juga oleh kehangatan cinta yang baru saja bermekaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H