Mohon tunggu...
Muhammad arifiyanto
Muhammad arifiyanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Wirausaha yang menyalurkan hobinya dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bunga Matahari

17 Agustus 2024   18:00 Diperbarui: 17 Agustus 2024   18:06 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bunga matahari (https://www.istockphoto.com/)

Bunga Matahari

 

Di sebuah desa yang  sunyi. Angin berbisik lembut. Burung-burung bernyanyi riang. sebuah kebun bunga yang mempesona tampak di ujung desa. Kebun itu milik seorang gadis bernama Sari. Setiap pagi, Sari merawat bunga-bunga di kebunnya dengan penuh kasih.Berbagai macam bunga mekar indah di kebun tersebut salah satunya adalah bunga matahari.  Ya bunga matahari inilah bunga  kesayangannya.

Bunga matahari atau dalam bahasa latinnya bernama Heliantus Anuus L memiliki makna yang mendalam tentang cinta. Bunga matahari melambangkan keberanian dan kekuatan cinta,  pun memiliki makna keberanian dan keteguhan.  Sari berharap suatu ketika ada sesorang yang dapat mengisi hatinya dengan memberikan sekuntum bunga matahari sebagai tanda cintanya.

Suatu hari, saat Sari sedang menyirami bunga-bunga matahari, seorang pemuda bernama Andi berjalan melewati kebunnya. Andi adalah seorang pelukis yang baru pindah ke desa itu untuk mencari inspirasi. Mata Andi terpaku pada kebun yang penuh warna-warni dan senyum cerah dari bunga-bunga matahari. Tanpa sadar, langkahnya membawanya masuk ke dalam kebun itu.

"Permisi, kebun ini indah sekali," kata Andi dengan suara yang lembut, membuat Sari menoleh.

Sari tersenyum ramah. "Terima kasih. Aku menanamnya sendiri."

Andi mendekat, matanya berbinar menatap bunga-bunga yang tertata rapi.

"Apakah aku boleh melukis kebun ini? Sepertinya tempat ini penuh dengan kehangatan."

Sari mengangguk, sedikit gugup tapi juga penasaran. Belum pernah ada yang meminta melukis kebunnya.

 "Tentu, dengan senang hati."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun