Mohon tunggu...
Muhammad arifiyanto
Muhammad arifiyanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Wirausaha yang menyalurkan hobinya dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Demi Masa Depan Kalian

16 Agustus 2024   17:00 Diperbarui: 16 Agustus 2024   17:06 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Demi Masa Depan Kalian

Oleh: Muhammad Arifiyanto

@arifiyantom

Aku adalah Sari, seorang ibu dari dua anak yang luar biasa. Hidupku pernah begitu sempurna, setidaknya itulah yang kupikirkan. Bersama suamiku dan kedua anak kami, Dina dan Adi, kami tinggal di rumah kecil yang sederhana namun penuh cinta. Kami mungkin tidak kaya, tapi kami memiliki satu sama lain, dan itu sudah cukup.

Namun, hidupku berubah drastis ketika aku menemukan bahwa suamiku berselingkuh. Hatiku hancur, dunia seakan runtuh. Setelah berusaha memperbaiki hubungan kami dan melihat bahwa tidak ada harapan lagi, aku akhirnya memutuskan untuk bercerai. Suamiku pergi, meninggalkan kami tanpa dukungan finansial. Aku tahu bahwa aku harus menjadi kuat demi anak-anakku.

Aku menjual rumah kami untuk menutupi biaya hidup sehari-hari dan kami pindah ke rumah kontrakan kecil yang lebih sederhana. Aku harus bekerja keras, Aku tahu aku harus melakukan apa saja untuk memastikan Dina dan Adi tetap bersekolah. Sebagian dari uang hasil menjual rumah tersebut aku belikan 3 unit play station (PS) beserta televisinya dan juga lemari es. Rencanaku akan aku buka rental play station (PS).

Dina, anak sulungku, adalah gadis yang cerdas dan bertekad. Dia selalu belajar dengan giat dan bercita-cita menjadi perawat. Adi, anak bungsuku yang penuh harapan, ingin menjadi insinyur. Melihat semangat mereka, aku merasa lebih kuat dan penuh harapan. Aku berpuasa setiap hari dan selalu bangun tengah malam untuk sholat dan mendoakan kesuksesan anak-anakku.

Setiap pagi setelah sholat subuh aku pergi ke pasar. Aku beli bahan-bahan untuk membuat gorengan dan mie instan. Hal itu aku lakukan untuk melengkapi rental PS ku. Puasa dan sholat tengah malam tak lepas dari kegiatanku. Doa-doaku terus mengalir, memohon kesuksesan dan kebahagiaan untuk Dina dan Adi. Walaupun usiaku sudah senja, harapan untuk anak-anak ku sukses, selalu menggebu di hati..

Tahun-tahun penuh perjuangan berlalu. Akhirnya, Dina lulus dari sekolah perawat dengan nilai terbaik. Hatiku bergetar dengan kebahagiaan saat melihat Dina menerima seragam perawatnya. Tidak lama kemudian, dia mendapatkan pekerjaan di sebuah rumah sakit dan diangkat menjadi pegawai negeri sipil (PNS) sebagai perawat. Dina mulai membantu keuangan keluarga dan membiayai pendidikan Adi.

Adi, yang selalu didukung olehku dan Dina, akhirnya lulus sebagai insinyur. Dia mendapatkan pekerjaan di perusahaan besar dan mulai membangun kariernya.

Suatu hari, Dina dan Adi memberiku kejutan yang tak terlupakan. Mereka telah mengumpulkan uang dan membeli sebuah rumah baru yang lebih nyaman untuk kami tinggali bersama. Saat melihat rumah baru kami, air mata bahagia mengalir di pipiku. Aku tidak bisa mempercayai bahwa semua pengorbanan dan kerja keras kami akhirnya terbayar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun