Mohon tunggu...
Muhammad arifiyanto
Muhammad arifiyanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Wirausaha yang menyalurkan hobinya dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mimpi Buruh Kuli

4 Agustus 2024   17:54 Diperbarui: 4 Agustus 2024   18:01 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mimpi Buruh Kuli

Panas terik menyengat kulit, membuat para pelamar kerja yang berkumpul di depan kantor proyek itu berkeringat deras. Papan pengumuman berisi lowongan kerja sebagai kuli proyek menarik perhatian banyak orang. Pekerjaan ini tidak hanya menjanjikan upah  yang layak , tetapi juga kesempatan untuk bekerja di salah satu proyek konstruksi terbesar di kota. Suara gemuruh dari alat-alat berat terdengar jelas dari kejauhan, menambah semangat para pencari kerja untuk mencoba peruntungan mereka.

"Dengar-dengar upahnya lumayan, cukup untuk menghidupi keluarga," bisik Budi kepada teman-temannya, sesama pelamar yang berdiri di sampingnya.

"Saya juga dengar begitu, Budi. Mudah-mudahan kita diterima," sahut Anton dengan nada penuh harap.

Setelah menunggu beberapa saat, seorang pria berbadan tegap dengan wajah serius muncul dari dalam kantor. Dia adalah Pak Taufik, mandor proyek yang akan menyeleksi para pelamar. Dengan suara lantang, dia mengumumkan bahwa seleksi akan dilakukan dalam dua tahap: tes teori dan tes praktek.

Tes teori berlangsung dengan cepat. Soal-soal yang diajukan berkisar tentang pengetahuan dasar konstruksi, keselamatan kerja, dan cara menggunakan alat-alat bangunan. Budi dan Anton merasa cukup percaya diri setelah menyelesaikan tes teori, meskipun ada beberapa soal yang cukup menantang.

Setelah istirahat singkat, tes praktek dimulai. Para pelamar diharuskan menunjukkan kemampuan mereka dalam mengangkut bahan bangunan, mencampur semen, dan beberapa tugas fisik lainnya. Keringat bercucuran dan napas tersengal-sengal, namun semua pelamar berusaha memberikan yang terbaik.

"Ini kesempatan emas, Ton. Harus kita manfaatkan," ujar Budi sambil mengangkat karung semen dengan sekuat tenaga.

"Iya, kita tidak boleh menyerah," balas Anton yang sibuk mencampur adukan semen dengan cepat.

seluruh rangkaian tes selesai, para pelamar berkumpul kembali di depan kantor proyek menunggu hasil pengumuman. Wajah-wajah penuh harap terlihat di antara kerumunan. Beberapa pelamar bahkan berdoa dalam hati, berharap namanya tertera dalam daftar penerima kerja.

Akhirnya, Pak Taufik muncul kembali dengan selembar kertas di tangannya. Dia membaca satu per satu nama-nama yang diterima dengan suara lantang. Setiap kali satu nama disebut, orang yang dipanggil langsung bersorak gembira dan bergegas ke depan untuk menerima instruksi lebih lanjut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun