Mohon tunggu...
Ilmi Awaliyah
Ilmi Awaliyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

memiliki hobi memebaca dan mencai suatau hal yang baru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Global Warming Semakin Parah : Pembangunan IKN Di Paru-paru Dunia Bagaimana Nasib Indonesia Kedepannya?

17 Desember 2024   19:55 Diperbarui: 17 Desember 2024   19:52 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Global Warming Semakin Parah: Pembangunan IKN Di Paru-paru Dunia

Bagaimana Nasib Indonesia Kedepannnya?

Oleh : Ilmi Umiyatul Awaliyah

Universitas Airlangga

Bencana besar saat ini yang menarik mata seluruh negara adalah " Global Warming ". Pemanasan global ( Global Warming ) adalah kejadian meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut dan daratan Bumi. Peneliti dari Center for International Forestry Research (CIFOR), menjelaskan, bahwa pemanasan global adalah kejadian terperangkapnya radiasi gelombang panjang matahari (gelombang panas atau infra merah), yang dipancarkan ke bumi oleh gas-gas rumah kaca (Triana Vivi, 2008). Global Warming sendiri menyebakan banyak kerusakan yang signifikan terhadapa kehidupan salah satunya adalah prubahan iklim.  Perubahan iklim dapat dikatakan sebagai berubahnya kondisi temperatur atau suhu dan pola cuaca dengan jangka waktu yang panjang (Ainurrohmah & Sudarti, 2022). Fenomena ini membawa dampak yang begitu buruk terhadap kehidupan kedepannya  apalagi Indonesia adalah negara yang didominasi dengan laut yang sangat luas.

Penyebab dari bencana ini bukanlah alami atau berasal dari alam namun, hasil dari ulah manusia yang tidak peduli dengan alam. Penggunaan bahan bakar fosil yang berlebihan, pemakaian AC di gedung-gedung bahkan di rumah, pengalih fungsi lahan dan masih banyak lagi. Penyebab ini jika tidak disadari akan menyebabkan kerusakan yang fatal, seperti suhu yang meningkat, kenaikan muka air laut, kualitas udara yang rendah bahkan bencana-bencana alam yang tidak dapat diprediksi. Dampak ini sangat menyulitkan berbagai kalangan baik petani yang tidak bisa menanam padi karena kekeringan dan elnino yang panjang, nelayan yang kesulitan menangkap ikan karena kecepatan angin yang memicu turbulensi di laut dan masih banyak lagi. Apakah dengan kondisi ini Indonesia dapat berkembang untuk menjadi negara maju?.

" Bagaimana dengan perpindahan ibukota negara di IKN yang berada di Kalimantan yang merupakan salah satu paru-paru dunia dengan hutan-hutan yang dimiliki ? ". Mungkin bagi orang biasa hanya perpindahan pusat ekonomi, pekerjaan, pemerintahan dan lain sebagainya. Namun, jika dilihat secara alam, ini adalah pengalih fungsi lahan yang semula hutan menjadi gedung maupun jalan-jalan besar. Menurut saya, kebijakan ini tidak menutup kemungkinan bahwa akan adanya pengalih fungsi lahan dari hutan menjadi bangunan-bangunan pabrik, gedung-gedung, pembukaan pemukiman yang besar-besaran yang mana kan menjadikan wilayah hijau semakin sempit. Mungkin banyak orang menjawab bahwa ini adalah salah satu langkah yang diambil pemerintah dalm menyetarakan perkembangan seluruh wilayah Indonesia dengan menjadikan Kalimantan sebagai ibukota negara yang letaknya strategis di tengah Indonesia.

 

Namun, " Bagaimana kondisi alam untuk manusia kedepannya, jika suhu udara semakin panas apakah manusia masih bisa hidup ? ". Tantangan yang cukup susah dalam kehidupan  masa kini apalagi generasi muda saat ini tidak semua sadar akan tentang hal ini. Hal kecil yang dapat dilakukan yang dapat mencegah bencana ini menjadi lebih parah yaitu dengan kesadarn dengan pemeliharaan alam dan lingkungan. Salah satunya yaitu dengan penggunaan kendaraan umum dalam sehari-hari untuk menekan pengeluaran gas karbondioksida. Dapat dilihat generasi muda saat ini, semakin berlomba-lomba dalam mengkoleksi kendaraan-kendaraan pribadi yang menyebabkan peningkatan gas karbondioksida semakin parah. Penggunaan listrik yang tidak boros adalah suatu hal yang sangat kecil namun berdampak besar kedepannya untuk lingkungan.

Banyak cara yang bisa dilakukan namun, ini semua dimulai dari kesadaran kita sendiri. Mencegah kerusakan bumi adalah tanggung jawab dari kita semua sebagai penduduk di bumi ini dan kewajiban kita sekarang adalah mengupayakan agar bencana ini tidak semakin parah, sudah banyak inovasi-inovasi yang telah diciptakan, seperti penggunaan energi terbarukan, penggunaan listrik dengan tenaga angin maupun air dan masih banyak lagi. Jadi, kita sebagai generasi emas bangsa sepatutnya mengimplimentasikan kehidupan yang ramah lingkungan dan membuat inovasi-inovasi yang bermanfaat untuk negara dan bumi kita.

Sekian dari saya, maaf jika ada kata-kata yang menyinggung dan di tulisan ini saya tidak bermaksud menyalahkan siapapun karena kewajiban merawat bumi adalah tugas kita bersama.

DAFTAR PUSTAKA

Triana Vivi. (2008). Pemanasan Global 3. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas, 2(2), 36. 10.24893/jkma.2.2.159-163.2008

Ainurrohmah, S., & Sudarti, S. (2022). Analisis Perubahan Iklim dan Global Warming yang Terjadi sebagai Fase Kritis. Jurnal Phi Jurnal Pendidikan Fisika Dan Fisika Terapan, 3(3), 1. https://doi.org/10.22373/p-jpft.v3i3.13359

https://www.detik.com/properti/foto-berita/d-7385098/foto-terbaru-proyek-ikn-istana-dan-rumah-menteri-hampir-kelar/1?zoom=1 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun