Mohon tunggu...
Dwi Ilmiani
Dwi Ilmiani Mohon Tunggu... Dosen - Inspiring people inspiring nation

I determine to hold my dream so tight, giving the contribution to my beloved nation by the piece of writing. Lecturer|book lover|EFL educator

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

3 Tips untuk Peneliti dalam Mempublikasikan Jurnal Internasional

19 Mei 2020   12:36 Diperbarui: 19 Mei 2020   12:43 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kali ini saya akan sedikit share tentang pengalaman saya mempublish jurnal internasional. Mungkin bagi sebagain orang 'jurnal internasional' masih jarang didengar, namun bagi mahasiswa maupun dosen mempublish penelitiannya di jurnal internasional adalah salah satu tantangan tersendiri. Kenapa?  

1. Bahasa

Tantangan yang pertama adalah bahasa, karena target publishnya berskala global maka bahasa yang digunakan adalah bahasa Inggris. Mulai dari registrasi, pengumpulan jurnal (submission), proses review oleh editor, hingga payment semuanya menggunakan bahasa Inggris. Para peneliti yang memiliki basic bahasa Inggris yang kuat tentu tidak akan mengalami kendala dalam proses panjang ini. Lalu bagaimana dengan mereka yang tidak memiliki kemampuan bahasa Inggris yang cukup baik? Apakah google translet bisa membantu?

Saya bantu jawab, beberapa fitur translate atau checking grammar yang disediakan dibeberapa web tentu pasti bisa membantu. Tapi yang harus digaris bawahi adalah tingkat keefektifan bahasa, ambiguitas, dan tidak tepat sasaran bisa saja terjadi.  Alangkah lebih baiknya meminta bantuan kepada seseorang yang capable dalam bahasa Ingris seperti menggunakan jasa penerjemah atau yang lainnya.  

2. Kualitas Penelitian

Setiap jurnal yang disubmit akan disharing oleh editor, tidak tangung- tanggun beberapa jurnal mengharuskan untuk menyertakan review silang empat orang yang memiliki ketertarikan dengan jurnal yang disubmit.  Lebih menantangnya lagi, keempat ahli ini tidak boleh dari Negara yang sama dengan peneliti, misalnya kalau kamu berasal dari Indonesia maka keempat review silang ini tidak boleh berasal dari Indonesia. Biasanya jurnal yang seperti ini memiliki kredibilitas yang sangat bagus.

Pastinya juga, tidak boleh patah semangat ketika setelah menunggu sekian purnama namun tiba-tiba ditolak. Biar tidak sia-sia menunggu, sebelum submit pastikan jurnal yang disubmit memiliki tingkat keaslian yang tinggi dan zero plagiarism. Biasanya para peneliti lemahnya disini, bisa jadi idenya bagus dan orisinil namun karena tidak tertib dalam penulisan kutipan maka bisa dianggap plagiat. Sebagai bahan alternatif bisa menggunakan aplikasi mendeley untuk membantu penulisan sitasi dan ini gratis.   

3. Finansial

Kenapa finansial masuk dalam daftar yang harus disiapkan? Iyap! Tidak semua jurnal internasional free payment (full gratis) ada beberapa jurnal internasional yang mengharuskan peneliti membayar beberapa dolar untuk proses penerbitannya. Logikanya seperti ini, para editior yang ahli dalam bidangnya menyaring jurnal dari berbagai belahan benua, tentu bukan hanya puluhan jurnal saja namun bisa mencapai ribuan jurnal yang masuk. 

Pastinya itu semua membutuhkan waktu, tenaga dan pikiran bukan? Setelah berhasil lolos review baru jurnal akan di publish. Dalam proses inilah, payment akan dibebankan (Article Processing Cost). 

Berapa biaya yang dikeluarkan untuk publish Open Access di jurnal internasional?. Jawabnnya adalah bervariasi, namun rata-rata sekitar 250USD hingga 500USD atau bahkan lebih. Apakah ada yang free??, Selamat! Karena jawabanya ada. Jurnal ini namanya Non-Open Access Journal dimana biaya akan dibebankan oleh pembaca. 

Menurut dasaptaerwin.net beban biaya sekitar 35USD untuk tiap jurnal yang dibaca. Kemudian apakah ada Open Access Journal yang free?, lagi-lagi Selamat karena jawabanya ada. Beberapa kampus luar negeri memberikan free platform bagi para peneliti salah satunya adalah kampus University of Santo Tomas, Manila dengan nama Open Acces jurnal Asian Journal of English Language Study (AJELS) dan masih banyak lagi.    

Lalu.. tunggu apalagi? Mari jadi bagian perkembangan ilmu pengetahuan dunia dengan mempublish artikel dari sekripsi, thesis, desertasi atau penelitian yang lainnya.  Setiap kesempatan sebenarnya selalu datang, hanya saja kita tidak benar-benar menangkapnya bahwa itu sebuah peluang! Mari terus menulis.

Penulis,

Dwi Ilmiani

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun