Mohon tunggu...
ilmi alhasra
ilmi alhasra Mohon Tunggu... Guru - Guru

listening music

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kelangkaan Sumber Daya dalam Pandangan Islam

28 Juni 2024   10:59 Diperbarui: 28 Juni 2024   12:03 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Selain itu, dalam surah Al Furqon ayat 2 :

"Kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan (Nya), dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya"

Ayat diatas menjelaskan tentang langit dan bumi adalah milik Allah SWT, Dia Maha Kuasa atas segala sesuatunya dan tidak memiliki tandingan. Alam semesta diciptakan dengan

ukuran-ukuran yang tepat dan seimbang, tidak kurang dan tidak lebih. Alam semesta secara alami dapat memenuhi kebutuhan makhluk hidup di dalamnya jika dijaga dan dipelihara dengan baik.

Berdasarkan kedua ayat diatas, menjelaskan bahwa alam semesta telah diciptakan dengan ukuran yang setepat-tepatnya. Dengan kata lain, sumber daya atau kekayaan alam pada hakikatnya sudah cukup memenuhi kebutuhan manusia dan makhluk hidup yang lainnya. Namun yang menjadi masalah disini adalah terkait kemampuan dan kesadaran manusia untuk mengelola, mengeksplorasi, menjaga, dan memelihara sumber daya yang tersedia dengan baik.

Kebodohan, keserakahan dan sikap mubadzir (sia-sia) pada diri manusia itu sendiri yang sering menjadi kendala dalam penyediaan kebutuhan-kebutuhan. Sikap negatif manusia ini yang menjadi faktor kerusakan, seperti eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan sehingga menimbulkan kerusakan-kerusakan lingkungan. Contoh kerusakan-kerusakan lingkungan akibat eksploitasi secara berlebihan adalah rusaknya hutan, berkurangnya populasi hewan karena habitatnya dirusak, pencemaran tanah, air, dan udara serta kerusakan lainnya.

Kaitannya dengan sikap mubadzir, kita ambil suatu contoh sederhana yang mungkin tidak disadari ini menciptakan kerugian ekonomi yang cukup besar, terutama dalam bidang pangan. Kebiasaan setiap orang menyisakan makanan ketika makan merupakan tindakan mubadzir yang dapat menyebabkan kerugian ekonomi cukup besar. Apabila dilakukan perhitungan dari jumlah makanan yang terbuang setiap harinya karena perbuatan mubadzir ini, maka bayangkan berapa besar kerugian pangan dunia setiap hari, minggu, bulan, dan tahunnya. Tentu

nilainya tidak sedikit dan nilainya bisa digunakan untuk memakmurkan orang-orang miskin.

Hakikatnya manusia memiliki kecenderungan terhadap harta, dan selalu ada keinginan untuk menambah jumlah hartanya, kecuali ajal telah menjemput. Dengan kata lain, hal ini menunjukan bahwa keinginan manusia tidak terbatas.

Pemenuhan keinginan manusia tidak terbatas berdampak pada kelangkaan berarti di dalam masyarakat hanya terdapat sumber daya yang terbatas sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan semua orang, artinya masyarakat merasa

kesulitan untuk mendapatkannya. Kelangkaan adalah sulitnya memperoleh kebutuhan akibat kebutuhan yang selalu beragam dan tidak terbatas sehingga alam tidak mampu lagi menyediakan semua kebutuhan manusia yang bervariasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun