Mohon tunggu...
ilmi alhasra
ilmi alhasra Mohon Tunggu... Guru - Guru

listening music

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kelangkaan Sumber Daya dalam Pandangan Islam

28 Juni 2024   10:59 Diperbarui: 28 Juni 2024   12:03 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Islamisasi Ekonomi

Kelangkaan sumber daya dalam referensi Al-Qur'an Surah Hud Ayat 6 dan Surah AlFurqan Ayat 2

Konsep kelangkaan sumber daya: 

Kelangkaan (scarcity) adalah kesenjangan antara sumber daya ekonomi yang terbatas dengan jumlah kebutuhan hidup yang tidak terbatas. Kelangkaan timbul karena kebutuhan manusia terus bertambah. Akibatnya, sumber daya yang ada tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup. 

Islamisasi Kelangkaan sumber daya 

Dalam surah Hud ayat 6 :

yang artinya "Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah

yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang

itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang

nyata (Lauh mahfuzh)."

Ayat di atas menjelaskan bahwa yang melata di atas bumi tidak usah khawatir akan keku-rangan rezeki sebab Allah sudah menyediakannya. Kalimat dabbatin kita artikan melata, yaitu segala yang berjalan, merangkak, merayap, menjalar. Sebab itu, masuklah di dalamnya sekalian manusia, sekalian binatang berkaki empat, segala binatang yang berkaki banyak, sampai beratus-ratus kaki, demikian juga serangga, katak, burung-burung, cacing, ikan-ikan, udang, belalang, lipas, kepuyuk, kepinding, nyamuk, dan lain-lain. Semuanya itu terkumpul dalam kata dabbatin. Dan semuanya sudah ada ketentuan rezekinya oleh Allah dan sudah tersedia makanan yang akan dimakannya. Atas Allah-lah rezekinya, artinya Allah telah mewajibkan atas diri-Nya sendiri buat menyediakan rezeki itu. Dan rezeki itu diberikan dengan teratur sekali. Seluruh isi bumi ini adalah persediaan yang cukup bagi makanan seluruh makhluk yang hidup di sini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun