Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar bagi kehidupan manusia. Pada masa ini pertumbuhan otak anak berkembang sangat pesat begitu pula perkembangan fisiknya. Salah satu ciri masa usia dini adalah masa keemasan (the golden age) dimana kemampuan otak anak untuk menyerap informasi sangatlah tinggi. Mereka seakan-akan tak pernah berhenti untuk bereksplorasi dan belajar. Terdapat 6 aspek  perkembangan yang perlu dikembangkan pada anak untuk bekal menuju pendidikan selanjutnya, aspek perkembangan tersebut meliputi nilai agama dan moral (NAM), Fisik Morotik Kasar dan Halus, Bahasa, Sosial Emosional, Seni, dan kognitif.
Salah satu kemampuan kognitif yang perlu dikembangkan pada masa prasekolah adalah kemampuan matematika. Sujiono (2006:2.16) mengemukakan bahwa kemampuan anak yang dikembangkan pada kemampuan matematika meliputi membilang dengan angka; menyebutkan urutan bilangan; menghubungkan bilangan dan lambang bilangan; dan menyelesaikan operasi penjumlahan dan pengurangan dengan menggunakan konsep dari konkret ke abstrak. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengenalkan matematika pada anak adalah dengan berhitung.
Kemampuan berhitung adalah kemampuan yang dimiliki oleh setiap anak yang berhubungandengan penjumlahan, pengurangan, pembagian dan perkalian yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Susanto (2011:99) mengemukakan bahwa ketika anak belajar matematika dengan cara sederhana dan dalam suasana yang kondusif dan menyenangkan, maka otak anak akan terlatih dan berkembang sehingga anak dapat menguasai bahkan menyenangi matematika. Oleh karena itu metode, media dan suasana belajar anak ketika pembelajaran di dalam kelas perlu diperhatikan.
Menurut Goenawan dan Santoso (2014:15) salah satu cara efektif yang digunakan untuk mengenalkan konsep berhitung adalah dengan menggunakan bantuan ilustrasi jari tangan kita. Salah satu metode yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan berhitung anak dengan menggunakan jari-jari tangan adalah metode jarimatika.
Jarimatika adalah cara yang digunakan untuk membuat proses berhitung lebih mudah dikerjakan (Wulandari, 2004:20). Menurut Wulandari (2004:17) metode jarimatika adalah suatu cara atau tehnik dalam berhitung TaKu (tambah - kurang) dengan menggunakan jari tangan sebagai alat bantu. Metode jarimatika akan merangsang anak untuk berhitung dengan menggunakan jari jari tangannya sebagai alat bantu dalam membilang, menyelesaikan penambahan dan pengurangan. Selain itu, melalui metode jarimatika anak akan mengerti dan memahami konsep bilangan dengan mudah dan menyenangkan karena jarimatika memvisualisasikan proses berhitung malalui jari tangan.
Sebelum menggunakan metode jarimatika hendaknya anak sudah mengetahui konsep bilangan terlebih dahulu untuk mempermudah pengoperasian metode jarimatika. Metode Jarimatika membantu anak untuk belajar berhitung seperti membilang, penjumlahan dan pengurangan dengan gembira karena dengan menggerakkan jari-jari tangan tangan kanan dan tangan kiri sebagai alat bantu untuk berhitung.
Pada saat pengoprasian metode yang perlu diingat adalah jari tangan kanan melambangkan bilangan satuan 1-9 dan jari tangan kiri melambangkan bilangan puluhan 10-90. Berikut ini merupakan formasi dari jari tangan kanan dan tangan kiri, kita awali dari tangan kanan yang melambangkan bilangan satuan 1-9.
                                            Â
Keterangan gambar:
- Angka 1 = jari telunjuk tangan kanan;
- Angka 2 = jari telunjuk dan tengah tangan kanan;
- Angka 3 = jari telunjuk, tengah, dan manis tangan kanan;
- Angka 4 = jari telunjuk, tengah, manis, dan kelingking tangan kanan;
- Angka 5 = jari jempol tangan kanan;
- Angka 6 = jari jempol dan telunjuk tangan kanan;
- Angka 7 = jari jempol, telunjuk, dan tengah tangan kanan;
- Angak 8 = jari jempol, telunjuk, tengah, dan kelingking tangan kanan;
- Angka 9 = lima jari tangan kanan.
                   Â
Formasi jari tangan kiri sebenarnya sama dengan formasi jari tangan kanan. Perbedaannya terletak pada jari tangan kanan melambangkan bilangangan satuan 1-9 dan pada jari tangan kiri melambangkan bilangan puluhan 10-90. Berikut ini merupakan formasi jarimatika pada jari tangan kiri yang melambangkan bilangan puluhan 10-90.
                                           Â
Keterangan gambar:
- Angka 10 = jari telunjuk tangan kiri;
- Angka 20 = jari telunjuk dan jari tengah tangan kiri;
- Angka 30 = jari telunjuk, tengah, dan manis tangan kiri;
- Angka 40 = jari telunjuk, tengah, manis, dan kelingking tangan kiri;
- Angka 50 = jari jempol tangan kiri;
- Angka 60 = jari jempol dan telunjuk tangan kiri;
- Angka 70 = jari jempol, telunjuk, dan tengah tangan kiri;
- Angka 80 = jari jempol, telunjuk, tengah, dan manis tangan kiri;
- Angka 90 = lima jari tangan kiri.
Setelah kita mengetahui formasi bilangan pada metode jarimatika, kita akan belajar penambahan dan pengurangan sederhana. Dalam penambahan dan pengurangan menggunakan metode jarimatika yang perlu di ingat adalah:
- Jika tambah (+) = Â jari dibuka (BUKA)
- jika kurang (-) = jari ditutup (TUTUP)
Penambahan dan pengurangan pada metode jarimatika terbagi menjadi 3 yaitu penambahan dan pengurangan sederhana 1, penambahan dan pengurangan menggunakan jempol, serta penambahan dan pengurangan sederhana 2 (Wulandari, 2004: 25-39). Berikut ini merupakan beberapa contoh penambahan dan pengurangan dengan menggunakan metode jarimatika yaitu:
Penambahan dan Pengurangan sederhana 1
- Penambahan dan pengurangan sederhana 1adalah penambahan dan pengurangan menggunakan metode jarimatika untuk hasil sampai dengan 4
      Berikut merupakan formasi jarimatikanya untuk penambahan 1 + 2 = 3
Dibaca: tambah satu BUKA, tambah dua BUKA (jari tengah dan manis dibuka) hasilnya adalah 3 (Wulandari, 2004: 25)
Penambahan dan Pengurangan Menggunakan Jempol
Contoh penambahan dan pengurangan menggunakan jempol
Berikut ini merupakan formasi dari 5 + 3 = 8
Di baca: tambah lima BUKA, tambah tiga BUKA dan hasilnya adalah 8
Berikut merupakan formasi jarimatika dari 9 -- 5 = 3
Dibaca: Tambah 9 BUKA, kurang lima TUTUP, dan hasilnya adalah 9
Penambahan dan Pengurangan Sederhana 2
Penambahan dan pengurangan sederhana merupakan penambahan dan pengurangan menggunakan metode jarimatika dengan angka 6, 7,8, dan 9. Penambahan dan pengurangan ini merupakan lanjutan dari penambahan dan pengurangan sederhana 1 dan penambahan dan pengurangan menggunakan jempol. Berikut merupakan penambahan dan pengurangan sederhana 2 dengan mengingat kembali formasi jarimaika angka 6,7,8, dan 9.
Contoh penambahan dan pengurangan sederhana 2 adalah sebagai berikut
Formasi Jarimatika dari 6 + 3 -- 2 = 7
Berdasarkan beberapa contoh diatas, dalam mempelajari metode jarimatika anak harus mengerti konsep dasar berhitung terlebih dahulu seperti mengenal bilangan 1-9. Setelah anak mengenal konsep bilangan, anak dapat mempelajari metode jarimatika. Di dalam metode jarimatika terdapat hal-hal yang harus di perhatikan seperti jari-jari tangan kanan melambangkan bilangan satuan 1-9 dan jari-jari tangan kiri melambangkan bilangan puluhan 10-90.Â
Wulandari (2004:17) mengemukakan bahwa kelebihan metode jarimatika adalah memberikan visualisasi dalam proses berhitung, gerakan dari jari-jari tangan dapat menarik minat anak sehingga anak melakukan dengan senang, jarimatika tidak memberatkan memori otak anak, dan alatnya tidak perlu beli, karena menggunakan jari-jari tangan kita. Selain memiliki beberapa kelebihan,jarimatika juga memiliki kelemahan. Yuliana (2016: 49) menyatakan bahwakelemahan jarimatika adalah jika metode jarimatika kurang dilatih maka kemampuan anak dalam mengaplikasikan metode jarimatika akan melambat.
DAFTAR PUSTAKA
Goenawan, S. I dan A. A. Santoso. 2014. Metode Horisontal (Metris) Penjumlahan & Pengurangan Ajaib. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Susanto. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini Pengantar dalam Berbagai Aspeknya. Cetakan 1. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
Wulandari, S. P. 2004. Jarimatika (teknik berhitung mudah dan menyenangkan dengan menggunakan jari-jari tangan) Penambahan dan Pengurangan. Jakarta: Kawan Pustaka.
Yuliana. 2016. "Peningkatan Kemampuan Operasi Hitung Perkalian Melalui Metode Jarimatika Pada Anak Tunanetra Kelas VI Akselerasi Di SLB A Yaketunis Yogyakarta". Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H