Mohon tunggu...
Siti Ilma Zakiyah
Siti Ilma Zakiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya seorang mahasiswa di Universitas Palangka Raya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengapa Bank Menutup Keran Kredit Saat Ekonomi Terpuruk?

22 Oktober 2024   17:39 Diperbarui: 22 Oktober 2024   17:43 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bayangkan sebuah kapal yang berlayar di lautan bergelombang. Saat badai menerjang, nakhoda harus mengambil keputusan sulit: mengurangi kecepatan atau bahkan berhenti sejenak. 

Inilah analogi yang tepat untuk menggambarkan sikap bank ketika ekonomi sedang terpuruk. Mengapa bank cenderung "menutup keran" kredit saat krisis ekonomi melanda? Mari kita telusuri bersama!

Seperti dua sisi mata uang yang tak terpisahkan, kebijakan moneter dan makroprudensial menjadi kunci dalam memahami perilaku bank di tengah badai ekonomi. Keduanya bekerja bahu-membahu untuk menjaga stabilitas sistem keuangan, layaknya kapten dan awaknya yang berusaha menyelamatkan kapal dari terjangan ombak.

Kebijakan moneter, yang dikendalikan oleh bank sentral, bertindak sebagai conductor dalam orkestra ekonomi. Saat ekonomi mulai sumbang, bank sentral akan "mengubah nada" dengan menaikkan suku bunga. Akibatnya?

1. Suku Bunga Melambung: Biaya pinjaman menjadi lebih mahal, membuat bank lebih selektif dalam memberikan kredit.

2. Likuiditas Menipis: Pasar keuangan menjadi lebih ketat, membuat bank harus lebih bijak mengelola dana.

3. Risiko Gagal Bayar Meningkat: Dalam kondisi ekonomi yang tidak menentu, kemampuan nasabah untuk membayar pinjaman menjadi tanda tanya besar.

Sementara itu, kebijakan makroprudensial berperan sebagai penjaga gawang, melindungi sistem keuangan dari gol-gol berbahaya. Bagaimana caranya?

1. Peraturan Diperketat: Regulator memperketat aturan main, memaksa bank untuk lebih berhati-hati.

2. Antisipasi Risiko: Bank menjadi lebih waspada terhadap potensi kredit macet.

3. Menjaga Kecukupan Modal: Bank diwajibkan memiliki "tabungan" yang cukup untuk menghadapi masa-masa sulit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun