Mohon tunggu...
Ilma Marifatus Zuhro Asyhari
Ilma Marifatus Zuhro Asyhari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Fotografi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apakah Benar Peristiwa G30S PKI dengan Pancasila Saling Berkaitan?

9 Oktober 2022   22:22 Diperbarui: 9 Oktober 2022   22:31 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peristiwa gerakan 30 September 1965 yang dikenal dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) atau  G 30 S/PKI merupakan pengkhianatan terbesar terhadap bangsa Indonesia. Oleh karena itu, secara simbolis,  peringatan G 30 S/PKI atau kesaktian Pancasila harus tetap penting untuk membangkitkan kesadaran kolektif masyarakat Indonesia terhadap ancaman terhadap kedaulatan negara.  G 30 S PKI merupakan upaya kudeta oleh PKI untuk menggantikan ideologi Pancasila dengan komunisme.  Karena merupakan ancaman,  baik pemerintah dan masyarakat harus bersatu untuk lebih merevitalisasi ideologi Pancasila.

Sejarah berdirinya PKI tidak terlepas dari pemimpin sosialis Belanda Hendricks Josephus Franciscus Marie Snevlied atau Partai Sosial Demokrat India (ISDV) sayap kiri kecil yang dikenal sebagai Henk Snevlied.  Beberapa tokoh SI terkemuka saat itu adalah Semaoen dan Darsono, yang berperan penting dalam pendirian PKI.  Poez, Tan Malaka mengusulkan PKI sebagai Partai Nasional Revolusioner Indonesia (PNRI). Di bawah kendali DN Aidit, perkembangan PKI menjadi lebih nyata, tetapi diperoleh melalui sistem parlementer.  Seperti dikutip dari Api History 2 oleh Ahmad Mansur Suryanegara, menurut Arnold C.  G30S PKI diadakan pada tanggal 1 Oktober 1965 pada tanggal 30 September, dari malam hingga fajar.  Pemberontakan yang dilakukan oleh PKI menargetkan pejabat tinggi militer Indonesia.

Tujuan utama G-30S PKI adalah menggulingkan pemerintahan era Soekarno dan mengganti negara Indonesia menjadi negara Komunis.  Sebagaimana diketahui bahwa, gerakan PKI di Indonesia saat itu, disebut memiliki lebih dari 3 juta anggota dan membuatnya menjadi partai komunis terbesar ketiga di dunia, setelah RRC dan Uni Soviet. Dugaan semakin mengemuka, dengan beredarnya rumor di masyarakat, terutama tentang kesehatan Presiden Sukarno dan Dewan Jenderal Angkatan Darat.  Di tengah tudingan itu, Letnan Kolonel Untung, Komandan Batalyon I Pengawal Resimen Chakrabilawa, unit khusus yang melindungi presiden, memimpin sekelompok pasukan untuk melakukan kekuatan di Jakarta.  Keenam jenderal yang tewas dalam peristiwa G30S PKI itu antara lain Letjen Ahmad Yani anumerta, Mayjen Raden Soepraputo, Mayjen Mas Tiltdarmo Haryono, Mayjen Stoyo Siswomiharjo.  Turut hadir Wakil Menteri Pertahanan/Jenderal Kasab Nasution, Letnan Pierre Andreas Tendin dan para pengawal Wakil Perdana Menteri II.

Dalam kasus pemberontakan PKI di Madiun, kelompok PKI berhasil menguasai Madiun dengan penjarahan, pembunuhan dan pembantaian umat Islam.  Oleh karena itu, setiap tahun pada tanggal 30 September, masyarakat Indonesia mengenang peristiwa kelam dalam sejarah Indonesia, pembantaian yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) saat itu.  Sebuah buku berjudul Gerakan 30 September untuk Pemberontakan, Latar Belakang, Aksi, dan Penghancuran Partai Komunis Indonesia menggambarkan PKI sebagai gerakan sosial politik yang mengancam negara.  Peristiwa Madiun 18 September 1948 merupakan upaya ideologi Kiri Sosialis untuk mendirikan negara komunis di Indonesia. Keberhasilan PKI menguasai Madiun kala itu disertai dengan penjarahan dan penangkapan sewenang-wenang terhadap umat Islam.  Mereka bahkan tidak segan-segan menembak hingga warga Madiun ketakutan.  Selanjutnya, menurut Agus Sunyoto, Masyumi dan pimpinan PNI ditangkap dan dibunuh pada tahun 1948 (2020).

Salah satu jenderal yang selamat dari serangan PKI adalah AH Nasution.  Sementara itu, di Yogyakarta, G30S PKI yang dipimpin oleh Mayor Muliono menyebabkan tewasnya Kolonel Katamso dan Letnan Kolonel Sugiyono dari TNI Angkatan Darat.  Kolonel Katamso adalah Panglima Kolem 072/Yogyakarta.  Beberapa hal lain yang menyebabkan munculnya gerakan untuk membunuh para jenderal tersebut adalah ketidakharmonisan hubungan antara anggota TNI dan PKI. Selain itu, rumor tentang kesehatan Presiden Sukarno juga berkontribusi pada pemberontakan G30S PKI.

Hal lain yang juga penting untuk mendapatkan perhatian kolektif negara adalah mengingat sejarah berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan terus melakukan upaya penyadaran untuk mengenali identitasnya.  Ada banyak ulasan yang menggambarkan seberapa besar Indonesia, bahkan dibandingkan dengan kekuatan dunia lainnya dalam hal luas, laut, pulau, dan ukuran (baca: Negara ini dibangun oleh orang-orang hebat Indonesia.  Dengan demikian, setiap warga negara Indonesia perlu untuk selalu berpikir, berjiwa besar, menyadari kehebatannya sendiri, dan menjawab berbagai tantangan yang ada di hadapannya.

Pancasila (philosophisce grondslag) sebagai falsafah dan norma dasar (terrestrial norm) dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.  Tugas kita hari ini adalah terus menerus mengkomunikasikan nilai-nilai Pancasila kepada masyarakat, khususnya lembaga pendidikan dan generasi muda di Indonesia.  Dengan menanamkan nilai-nilai tersebut, maka akan lebih memahami pentingnya meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya komunisme dalam rangka mewujudkan keamanan nasional berdasarkan Pancasila sebagai bangsa dan ideologi nasional, saya bisa.  Akibatnya, kita harus mampu menghadirkan Pancasila dalam ruang nyata kewarganegaraan, kebangsaan, dan kemanusiaan yang ada dalam kehidupan bangsa Indonesia.

1 Oktober diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Hari Kesaktian Pancasila diperingati sehari setelah peristiwa G30S PKI yang kelam bagi bangsa Indonesia. salah satu tradisi seluruh masyarakat Indonesia yakni menaikkan atau mengibarkan bendera setengah tiang pada tanggal 30 September, sebagai tanda duka dan untuk memperingati kelamnya peristiwa G30S PKI. Kemudian setelah dikibarkan bendera setengah tiang selama satu hari, tepat di tanggal 1 Oktober atau dikenal dengan Peringatan Hari Kesaktian Pancasila, bendera akan dinaikkan sepenuhnya, sebagai tanda kemenangan bangsa Indonesia yakni (Kesaktian Pancasila) yang bisa menangkal ancaman ideologi komunis. Pada awalnya, penetapan peringatan Hari Kesaktian Pancasila dilakukan melalui Surat Keputusan Menteri atau Panglima Angkatan Darat pada tanggal 17 September 1966. Sebenarnya, Hari Kesaktian Pancasila ini adalah bentuk penghormatan dan mengenang kembali jalannya sejarah di masa lalu untuk mempertahankan ideologi bangsa yakni Pancasila.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun