Harga beras masih terus menanjak menggelisahkan hati kaum ibu. Â Meski mahalnya bahan pangan pokok ini telah berlangsung berbulan-bulan, Â belum ada tanda-tanda menurun. Melansir dari laman CNBC Indonesia, (13-10-2023), harga beras pada Jumat (13-10-2023) masih naik hingga melampaui harga eceran tertinggi , bahkan mencetak rekor baru. Panel Harga Pangan pada Jumat (13-10-2023) pukul 11.57 WIB mencatat, Â harga beras premium melonjak menjadi Rp15.040 per kg, sedangkan harga beras medium naik menjadi Rp13.240 per kg.Â
Guna menstabilkan harga beras ini pemerintah bakal melakukan langkah impor. Â Bulog telah siap menerima tambahan kuota penugasan impor beras sebanyak 1,5 juta ton dari pemerintah, sebagaimana dikatakan Sekretaris Perum Bulog, Awaludin Iqbal. Langkah impor ini ditujukan untuk memperkuat cadangan beras pemerintah (CBP) sehingga harga beras menjadi stabil (Tirto, Â 11/10/2023).
Berkait impor beras, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menyatakan Cina siap "membantu" Indonesia memenuhi kebutuhan beras pada masa paceklik El Nino. Negeri Tiongkok ini  berkomitmen untuk mengirimkan sejuta ton beras ke Indonesia. Tawaran itu sudah disampaikan Presiden Cina, Xi Jinping ke Jokowi. (CNN Indonesia, 12/10/2023).
Beras Aman, Mengapa Impor?
Presiden Jokowi memastikan stok beras nasional dalam posisi aman. Â Dasarnya adalah dasar sedang berlangsung panen raya di sejumlah daerah. Menurutnya, tambahan pasokan dari hasil panen akan memperkuat cadangan beras nasional, selain melalui impor. (Republika, 13/10/2023).
Senada hal itu, sekretaris Perum Bulog, Awaludin Iqbal juga  menghimbau agar  masyarakat tidak khawatir soal beras. Hal itu karena pemerintah melalui Bulog menjamin kebutuhan beras tersedia di masyarakat dengan harga terjangkau, meski di pasaran ada sedikit kenaikan harga. Pernyataan pemerintah ini nampak tidak konsisten. Bila stok beras dinyatakan dalam posisi aman, mengapa harga beras terus naik?
Merujuk pada teori harga,  bila jumlah permintaan tetap, kenaikan harga akan terjadi  saat jumlah penawaran turun. Artinya, saat realitas harga beras terus naik, mestinya jumlah penawaran  juga terus menurun. Dengan kata lain, sedang ada masalah di aspek penawaran.
Di sisi lain, jika dinyatakan persediaan beras aman, jelas tidak perlu impor. Stok aman berarti  beras yang tersedia telah mencukupi  kebutuhan dalam negeri. Jika impor tetap ada di  saat diklaim bahwa stok  beras aman,  ada dua kemungkinan logis. Pertama, stok sebenarnya  belum aman (namun ada narasi aman) sehingga masih perlu impor. Kedua, stok memang benar aman, tetapi impor tetap dilakukan.
Kemungkinan mana yang benar, bisa dilihat kecocokannya dengan realitas.  Jika kita telusuri pernyataan pemerintah selama ini,  kerap tidak konsisten. Mari kita lihat reakitasnya. Laman resmi Bulog per 18 Agustus 2023 diberitakan, "Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso  memastikan tidak akan ada impor tambahan beras. Dia meyakini hingga hari ini kebutuhan beras masih aman sehingga Bulog tetap akan utamakan produk dalam negeri, dan memprediksi panen akan mencukupi."
Presiden menganggap masih perlu impor dari sejumlah negara. "Kalau stok kita sudah banyak, tetapi kita tetap melihat di mana bisa kita beli (beras). Tidak hanya untuk sekarang, tetapi juga untuk  tahun depan," demikian pernyataannya. Saat statemen tersebut dikonfirmasi ke Kepala Perum Bulog,  Budi Wasesi, menegaskan, "Sudah selesai. Kita tidak impor lagi."(Republika, 11/09/2023)