Diketahui, di Desa Bulupitu ini tepatnya, di Dusun Mergono ini tersebut terdapat UMKM yang membantu perekonomian warga, baik UMKM yang besar maupun kecil. UMKM kecil yang kami kunjungi merupakan makanan tradisional jemblem milik Mas Yeni. Usaha yang sudah dirintis sejak 2018, ini sudah sangat berkembang pesat. Pasalnya pasar penjualannya tidak hanya ditoko depan rumah melainkan juga ada versi online, yaitu di Facebook dan Instagram dengan username @jurukuliner.
Namun, saat pandemic seperti sekarang ini, membuat perekonomian masyarakat desa bulupitu menurun. Hal ini dirasakan oleh Mas Yeni karena omset menurun sejak pandemic datang. “Banyak teman-teman saya sama seperti saya yaitu usaha jemblem banyak yang mengundurkan diri, tidak ingin berjualan jemblem lagi karena harga sembako yang mahal, terlebih minyak goreng.” Jelas Mas Yeni.
Setelah Pokja Infinity membantu proses pembuatan Jemblem. Kami mencoba untuk membantu pemasaran Jemblem dengan meningkatkan penjualannya via online. Karena sebelumnya, jemblem milik Mas Yeni ini sudah ada memesanan lewat e-commerce di Facebook dan Instagram, dan baru saja membuka akun di aplikasi Shopee dengan nama akun yang sama, yaitu Juru Kuliner. Kemudian, ada juga lewat Whatsapp.
Biasanya pesanan lewat Whatsapp, merupakan pesanan untuk acara-acara di desa atau acara desa yang lainnya. Jemblem yang dijual ada dua pilihan, yaitu dijual matang dan ada juga yang frozen, dengan tahan maksimal 1 minggu diletakkan didalam kulkas, dengan 1 porsi jemblemnya dengan harga 10.000. Tak hanya jemblem, Mas Yeni juga menjual makanan tradisional lainnya yaitu onde-onde, dengan harga yang sama dengan jemblem.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H